Jakarta, CNN Indonesia -- Perompak Somalia menyerahkan sebuah kapal tanker dan delapan sanderal asal Sri Lanka pada Kamis (16/3). Serangan yang terjadi beberapa hari lalu ini adalah yang pertama kalinya sejak 2012 silam.
"Kepolisian maritim Puntland membebaskan kapal tersebut. Polisi memberikan tawaran yang tidak bisa mereka tolak dan para perompak itu pun pergi," kata John Steed, mantan perwira Inggris yang sekarang tergabung dengan organisasi Oceans Beyond Piracy kepada
AFP.
Organisasi tersebut bergerak dalam negosiasi pelepasan sandera di Somalia selama bertahun-tahun. Sebelum mereka memastikan pembebasan ini, polisi sempat mengancam untuk membebaskan para sandera menggunakan cara paksa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok bersenjata tersebut menyerang kapal bernama Aris 13 itu pada Senin kemarin, dalam perjalanan dari Djibouti ke Mogadishu.
Steed mengatakan para perompak telah meninggalkan kapal itu, yang kini telah dikendalikan oleh petugas keamanan pantai dan dibawa ke kota pelabuhan Bossaso di daerah semi otonom Puntland, timur laut Somalia.
Dia tidak bisa menjelaskan secara rinci soal syarat yang diajukan untuk pembebasan kapal tersebut.
Abdirahman Mohamid Hassa, direktur jenderal pasukan maritim Puntland, mengatakan bahwa seorang gubernur yang tidak disebutkan namanya ditunjuk untuk bernegosiasi dengan para perompak.
Sebelumnya, petugas keamanan pantai sempat terlibat dalam baku tembak sengit dengan kelompok bersenjata di atas kapal kecil yang diyakini membawa makanan untuk kapal tanker tersebut.
"Pasukan kami melakukan patroli normal rutin di sekitar laut ketika mereka menerima rentrtan tembakan dari orang-orang yang menaiki perahu kecil. Mereka pun menembak balik." kata Hassan.