Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan pengaman Presiden Amerika Serikat atau
Secret Service menahan seorang pria lantaran mengklaim telah membawa bom di mobilnya saat berada di salah satu pos pemeriksaan Gedung Putih di Washignton DC.
"Pada 18 Maret sekitar pukul 23.05 waktu setempat, seorang individu mengendarai kendaran mendekati pos pemeriksaan petugas khusus di 15th Street dan E Street NW," ungkap seorang juru bicara
Secret Service seperti dikutip
AFP, Minggu (19/3).
Dia berkata, pasukan pengamanan segera menangkap pria tersebut sesuai protokol yang ada. Saat kejadian terjadi, Presiden Donald Trump tengah berada di luar Washington, tepatnya di Florida.
Meski hingga kini belum ada konfirmasi apakah petugas pengamanan telah menemukan peledak di kendaraan laki-laki tersebut, keamanan di area kompleks Gedung Putih kian diperketat. Sejumlah jalan di area kompleks Gedung Putih ditutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman keamanan ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi dalam seminggu terakhir.
Secret Service mengatakan, tengah melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.
Beberapa jam sebelum kejadian terjadi, seorang lainnya juga ditangkap
Secret Service setelah melompati rak sepeda untuk bisa masuk ke Gedung Putih sambil membawa sejumlah dokumen yang ingin diberikan kepada kantor kepresidenan itu.
Walaupun begitu, seorang pejabat penegak hukum menuturkan, pria tersebut tidak membawa senjata dan barang berbahaya lainnya. Laki-laki itu dilaporkan segera diamankan petugas dan menghadapi tuntutan pidana.
Penangkapan ini terjadi sekitar seminggu setelah insiden keamanan yang lebih serius terjadi di Gedung Putih.
Pada 10 Maret lalu, sekitar tengah malam, seorang pria memanjat pembatas Gedung Putih, dan berjalan di sekitar lapangan kediaman presiden selama 16 menit sebelum akhirnya ditangkap.
Saat itu, Trump tengah berada di gedung tersebut. Kejadian ini menimbulkan kritikan dan dianggap mencoreng kinerja Secret Service dalam mengamankan Gedung Putih dan orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.