Malaysia: Kami Tak BIsa Tahan Mata-mata jika Belum Beraksi

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 23:05 WIB
Parlemen mempertanyakan kemungkinan celah sistem keamanan Malaysia yang berujung pada kasus dugaan pembunuhan Kim Jong-nam oleh mata-mata Korut.
Malaysia masih memburu sejumlah warga Korut yang diduga terkait dengan kasus pembunuhan Kim Jong-nam. (Royal Malaysia Police/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia, Nur Jazlan Mohamed, menekankan bahwa aparatnya tak dapat sembarangan menangkap mata-mata asing jika mereka belum menjalankan aksinya.

“Bagaimana bisa kami menahan seseorang sebelum mereka melakukan kejahatan?” ujar Nur Jazlan di hadapan parlemen Malaysia, sebagaimana dikutip Channel NewsAsia, Selasa (21/3).

Pernyataan ini dilontarkan Nur Jazlan setelah berulang kali ditanya mengenai kemungkinan adanya celah dalam sistem keamanan Malaysia yang berujung pada tewasnya Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, di Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam proses penyelidikan, muncul dugaan kuat bahwa Jong-nam sebenarnya dibunuh oleh rezim Korut sendiri dengan perantara mata-mata yang diutus ke Malaysia. Parlemen Malaysia pun mempertanyakan kemungkinan pemerintah lengah dan tak mengetahui keberadaan mata-mata tersebut.
Nur Jazlan menampik anggapan tersebut dan menjelaskan, pemerintah tidak dapat membocorkan ke publik saat mencium gelagat buruk dari warga asing. Ia mengatakan, meskipun Malaysia memiliki hukum spionase, otoritas harus memiliki bukti kuat sebelum menyatakan seseorang sebagai mata-mata.

Menurut Nur Jazlan, kesigapan otoritas ini juga terlihat ketika mereka dengan cepat meminta Interpol untuk merilis surat penangkapan internasional atau red notice atas empat warga Korut tersangka pembunuhan Jong-nam. Mereka diduga sudah berada di Korut.

“Jika kepolisian tidak tahu, mereka tidak akan meminta Interpol mengeluarkan red notice untuk menangkap empat warga Korea Utara itu,” tutur Nur Jazlan.
Keempat orang itu diduga kuat merupakan agen mata-mata yang dikirim untuk menyusun rencana pembunuhan Jong-nam, termasuk merekrut pelaku, salah satunya warga negara Indonesia, Siti Aisyah.

Siti dan seorang warga Vietnam tertangkap kamera ketika membekap wajah Jong-nam yang sedang menunggu penerbangan menuju Macau, China, di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Sekitar 20 menit kemudian, Jong-nam tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dalam proses penyelidikan, otoritas menemukan senjata kimia VX di wajah dan mata Jong-nam.

Siti sendiri mengaku dijebak. Dalam persidangan, Siti mengaku dibayar untuk tampil dalam sebuah program jahil yang akan ditayangkan di televisi.

Hingga kini, otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan mendalam. Mereka juga masih memburu beberapa warga Korut yang diduga kuat terlibat dalam kasus ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER