Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstran menyerbu Gedung Kongres Paraguay pada Jumat (31/3), setelah Senat secara diam-diam melakukan pemungutan suara untuk menentukan amandemen konstitusi yang memperbolehkan Presiden Horacio Cartes maju kembali dalam pemilihan umum.
"Ini ancaman kudeta. Kami akan menolaknya dan kami mengajak rakyat untuk menolaknya bersama kami," ujar Desiree Masi, seorang anggota Senat dari kubu oposisi, Partai Demokratik Progresif, sebagaimana dilansir
Reuters.
Warga mengamuk karena keikutsertaan kembali dalam pemilu dilarang dalam konstitusi mereka yang disahkan pada 1992 silam, setelah kejatuhan kepemimpinan diktator brutal pada 1989.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amukan warga ini terlihat dalam sejumlah rekaman video yang ditayangkan di televisi. Para demonstran terlihat menghancurkan jendela Kongres, setelah berjam-jam sebelumnya terlibat baku hantam dengan polisi.
Sejumlah pengunjuk rasa juga terpantau membakar ban dan membongkar paksa sebagian pagar gedung. Polisi pun menembakkan gas air mata dan peluru karet.
Beberapa politisi dan jurnalis terluka, sementara masih ada orang yang terperangkap di dalam gedung kongres ketika api kian berkobar. Petugas pemadam kebakaran pun dikerahkan.
Keputusan amandemen ini memang masih memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan. Namun menurut para demonstran, dewan tersebut juga kemungkinan besar akan mendukung.
Menanggapi semua kisruh ini, seorang anggota senat yang mendukung koalisi pemerintahan, Carlos Filizzola, hanya mengatakan, "Semuanya dilakukan secara legal."