Tidak Ingin Merokok di Hadapan Muslim, Pejabat China Dicopot

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 14:13 WIB
Pejabat China yang diduga memberi pernyataan tidak ingin merokok di hadapan Muslim di Xinjiang, dicopot dari posisinya.
Pejabat China dicopot dari posisinya karena tidak ingin merokok di hadapan kaum Uighur. (REUTERS/Lisi Niesner)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat China yang diduga memberi pernyataan tidak ingin merokok di hadapan Muslim di Xinjiang, dicopot dari posisinya, dengan alasan 'pendirian politik yang tidak stabil'.

Xinjiang merupakan rumah bagi etnis minoritas Uighur, yang memeluk agama Islam. Di China, etnis Uighur dianggap kelompok ekstrem.

Pemerintah distrik Hotan, di akhir pekan, menyebut Jelil Matniyaz, sekretaris desa Partai Komunis di kawasan Barat, ‘tidak berani’ merokok di hadapan tokoh agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


“Tingkah laku [Matniyaz] yang tidak berani merokok di hadapan tokoh agama, selaras dengan pandangan ekstrem kelompok etnis di Xinjiang,” ujar pemerintah setempat, dilansir Global Times, seperti dikutip dari AFP.

Dia menambahkan, anggota partai yang berbakti akan memilih merokok di depan penganut agama untuk menunjukkan komitmennya pada sekularisme.


Matniyaz dianggap ‘gagal menghadapi ancaman kekuatan daerah ekstrim’, dengan melakukan hal tersebut. Atas tindakannya itu, Matniyaz diberikan ‘peringatan keras’ dengan dicopot dari jabatannya dan diturunkan posisinya dari staf senior menjadi staf umum.

Xinjiang kerap dituding menjadi asal pelaku serangkaian serangan kekerasan oleh Beijing, bahkan etnis Uighur disebut sejajar dengan jaringan teroris asing.

Di sisi lain, Uighur terus mengeluhkan represi budaya, agama, dan diskriminasi. Terlebih, pada akhir Maret, China memperkenalkan undang-undang anti-ekstremisme baru di Xinjiang, termasuk ketentuan yang melarang jenggot ‘abnormal’.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER