Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok teror ISIS menampik anggotanya terkena dampak ledakan bom raksasa militer Amerika Serikat di Afghanistan.
Melalui media propagandanya, Amaq, kelompok teror itu menyatakan tidak ada satu pun korban yang jatuh akibat senjata terbesar non-nuklir milik Paman Sam.
"Sumber keamanan yang dekat dengan Amaq menampik adanya korban tewas maupun terluka dari serangan bom GBU-43/B milik Amerika di Nangarhar, kemarin," bunyi pernyataan Amaq di media sosial, sebagaimana dikutip
AFP, Jumat (14/4).
Bom yang dijuluki 'Induk Semua Bom' itu diluncurkan untuk pertama kalinya di medan perang pada Kamis kemarin. Amerika Serikat menyebut serangan itu menewaskan puluhan anggota ISIS di tempat persembunyiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebagai akibat pengeboman, tempat persembunyian kunci Daesh (ISIS) dan kompleks terowongan hancur, dan 36 militan ISIS tewas,” bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan AS.
Pihak Kepresidenan Afghanistan mengatakan bahwa langkah-langkah untuk mencegah korban sipil sudah diambil sebelumnya.
Bom seberat 9.797 dengan muatan 11 ton peledak itu dijatukan dari pesawat MC-130 di distrik Achin, Provinsi Nangarhar, dekat dengan perbatasan Afghanistan.
Presiden AS Donald Trump menyebut misi itu “sangat, sangat sukses.”