Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstrasi beruntun di Venezuela selama satu minggu terakhir, kembali memakan korban, setelah tiga remaja tewas di tangan polisi, seorang anak kembali menjadi korban. Insiden tersebut menambah jumlah korban tewas akibat demonstrasi menjadi empat orang.
Jaksa penuntut umum, dikutip
AFP, Kamis (13/4) menyebut seorang anak berusia 13 tahun tewas karena tertembak di bagian perut saat bentrokan dengan petugas.
Pemimpin oposisi Alfonso Marquina menyebut remaja yang tewas bernama Brayan Principal dan dia terbunuh saat aksi protes di Kota Barquisimeto, Selasa (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dia tertembak di perut,” kata Marquina.
Selain Principal, korban tewas di Barquisimeto adalah pria berusia 36 tahun, yang juga tertembak.
Sebelumnya, dua orang mahasiswa berusia 19 tahun juga tewas tertembak dalam dua demonstrasi terpisah, yang berakhir ricuh.
Warga Venezuela mengajukan protes menyusul krisis ekonomi, politik dan peningkatan kriminalitas, selama pemerintahan Maduro.
Selain korban tewas, demonstrasi yang berujung ricuh itu juga melukai belasan orang dan membuat 100 warga sipil ditahan atas tuduhan memancing keributan.
Polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata dan meriam air guna mengatasi lemparan batu dan botol dari para demonstran. Kendati bentrok terus pecah dan banyak yang terluka, warga terus bersikukuh melakukan aksi. Mereka melaporkan demonstrasi besar akan kembali dilakukan pada 19 April mendatang.
Demonstrasi beruntun yang dilakukan warga Venezuela selama sepekan terakhir, memicu reaksi dunia internasional. Beberapa negara yang mengungkapkan keprihatian mereka atas krisis Venezuela adalah Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Kritik keras datang dari Sekretaris Jenderal Organization of American States, Luis Almagro. Dia bahkan menyebut Maduro sebagai diktator.
Maduro di lain pihak, terus berusaha mempertahankan kekuasaannya. Dia menolak referendum yang bertujuan melengserkan posisinya. Mantan bos perusahaan minyak itu juga bersumpah akan terus melanjutkan revolusi sosialis yang dianut oleh pendahulunya, Huga Chavez.
Maduro menyebut krisis ekonomi yang terjadi di Venezuela merupakan imbas konspirasi kapitalisme yang ditanamkan Amerika Serikat.