Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pada Minggu (17/4) menyatakan kemenangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pemungutan suara referendum.
Dalam pernyataannya, Yildirim mengatakan kalau Turki akan membuka lembaran baru demokrasi, dibawah kepemimpinan Erdogan.
"Sistem kepemimpinan presiden, menurut hasil yang belum disahkan, sebagian besar didukung oleh penduduk Turki," kata Yildirim di hadapan para pendukungnya, yang mendatangi markas Partai Hukum dan Pembangunan (AKP) di Ankara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah keputusan yang dibuat oleh rakyat. Dalam sejarah demokrasi kita, lembaran baru telah dibuka," lanjutnya.
Dilansir dari Reuters, hasil pemungutan suara referendum Turki saat ini baru mencapai angka 98,4 persen.
Jumlah penduduk yang mendukung kelanjutan kepemimpinan Erdogan sebanyak 51,32 persen.
Sementara itu, jumlah penduduk yang menolak, sebanyak 48,68 persen, sebagian besar berasal dari tiga kota besar di Turki, yaitu Istanbul, Izmir dan Ankara.
Pernyataan kemenangan yang dirasa sepihak itu dikritik oleh kubu oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP).
Juru bicara partai, Bulent Tezcan, mengatakan kalau kemenangan pemungutan suara referendum harus berjumlah lebih dari 60 persen.
"Kami akan melakukan tuntutan hukum atas aturan yang tidak baku ini," kata Tezcan.