Pangeran Saudi: Iran Ingin Kendalikan Dunia Islam

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2017 12:20 WIB
Pangeran Kerajan Saudi, Mohammed bin Salmaan, menilai Iran berambisi mengendalikan dunia Islam sehingga tak ada ruang berdialog dengan negara itu.
Pangeran Kerajan Saudi, Mohammed bin Salmaan, menilai Iran berambisi mengendalikan dunia Islam sehingga tak ada ruang berdialog dengan negara itu. (Foto: Reuters/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Putra Mahkota Kerajan Arab Saudi sekaligus Menteri Pertahanan, Mohammed bin Salman al-Saud, menegaskan tak ada ruang berdialog dengan Iran dan menganggap negara itu memiliki ambisi untuk "mengendalikan dunia Islam."

Komentar itu diutarakan Mohammed dalam sebuah wawancara televisi Saudi, memperjelas permusuhan yang selama ini menyelimuti kedua negara di Timur Tengah itu, terutama mengenai kontrol di kawasan dan isu sektarian dalam Islam.

"Bagaimana saya bisa memahami seseorang atau sebuah rezim dengan kepercayaan teguh yang dibangun atas ideologi ekstremis? Apa kepentingan di antara kedua negara? Bagaimana saya bisa memahami ini?" jawab Mohammed ketika ditanyai mengenai kemungkinan Riyadh-Teheran untuk berunding, pada Rabu (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohammed mengatakan, salah satu kepentingan dan tujuan Iran selama ini adalah untuk menguasai dunia Islam dan menyebarkan doktrin aliran Syiahnya demi mempersiapkan kedatangan seorang imam besar bernama Mohammed al-Mahdi--imam ke-12 dan terakhir kaum Syiah yang menghilang pada abad ke-9 dan dipercaya akan kembali muncul menegakkan keadilan di dunia di masa mendatang.


Riyadh dan Teheran berkonflik sejak revolusi di Iran terjadi pada 1979 lalu. Sejak itu, kedua negara bersaing menjadi yang terkuat dalam dunia Muslim.

Ketegangan diperparah pada awal 2016 lalu, Saudi dan Iran memutus hubungan diplomatik menyusul eksekusi ulama Syiah, Nimr al-Nimr, oleh Riyadh dan penyerangan kedutaan besar Saudi di Iran oleh pemrotes.

Persaingan Saudi dan Iran bahkan telah mempengaruhi sejumlah konflik di kawasan, salah satunya perang sipil di Yaman dan Suriah. Riyadh dan Teheran berada di kubu bertentangan dalam kedua konflik pelik tersebut.

Mohammed mengatakan, Saudi selama ini turut berperang dalam konflik Yaman, membantu pemerintahan Abdrabbuh Mansur Hadi meredam aksi kelompok pemberontak Houthi yang didukung iran.


Dia mengaku, Saudi sebenarnya sanggup menyingkirkan Houthi dari Yaman hanya "dalam hitungan hari" dengan mengirimkan pasukan angkatan daratnya untuk merebut kota-kota di sana dari genggaman pemberontak itu.

Namun tindakan tersebut tak dilakukan Saudi, sebab menurut Mohammed, hal itu hanya akan menambah jumlah korban tewas termasuk tentaranya dan warga sipil Yaman yang telah mencapai ribuan.

Pertikaian kedua negara ini pun kian memperdalam permusuhan kaum Sunni-Syiah garis keras di kedua belah pihak.

"Kami tahu bahwa kami merupakan target utama iran. Kami tidak akan menunggu sampai ada pertempuran terjadi di Arab Saudi, jadi kami akan mengupayakan pertempuran bagi mereka di Iran," tutur Mohammed, seperti dikutip the Guardian.

"Waktu ada di pihak kami. Kesabaran ada di pihak kami," kata pria berusia 31 tahun itu menambahkan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER