Eks Perwira Sebut Rusia Tanam Bom Nuklir di Pesisir AS

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 04:45 WIB
Pakar militer Rusia Viktor Baranetz mengklaim Moskow telah menanam bom nuklir 'yang siap diledakkan' di sepanjang pesisir Amerika Serikat.
Eks perwira Rusia menyebut Moskow telah menanam ranjau nuklir di sepanjang pesisir Amerika Serikat. (AFP PHOTO / FRED TANNEAU)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar militer Rusia mengklaim Moskow telah ‘menanam’ bom nuklir di sepanjang pesisir Amerika Serikat. Namun, Kremlin membantah hal itu dan menyebut klaim tersebut ‘aneh’.

Sementara, pengamat politik internasional menyebut hal tersebut sebagai ‘perang politik’ semata.

Viktor Baranetz, mantan perwira dan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan pada media lokal Komsomolskaya Pravda, bahwa Moskow ‘diam-diam menabur pesisir AS dengan ranjau nuklir’.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mereka secara otomatis menggali dan tidur hingga diberi perintah,” tutur Baranetz.


Kemudian dengan cepat, Baranetz meralat ucapannya sendiri. “Oops, sepertinya saya bicara terlalu banyak. Saya harus bisa menjaga mulut saya. Intinya, kita punya sesuatu untuk menandingi [persenjataan] Amerika,” ujarnya.

Wawancara Baranetz itu diterjemahkan oleh Institut Riset Timur Tengah.

Kremlin langsung membantah klaim tersebut dan menyebutnya ‘aneh’.

“Saya menganjurkan untuk tidak menanggapi berita ini terlalu serius,” sebut juru bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov.

Di sisi lain, menurut James Nixey, Kepala Program Chatham House Russia dan Eurasia, klaim aneh itu hanyalah ‘adu mulut’ yang kerap terjadi antara Rusia dan AS.


“Kita sedang berperang," kata Nixey kepada The Independent. “Tidak ada tank, tidak ada penembakan, tidak ada yang sekarat sekarang. Tapi Rusia dan AS tetap punya benturan kepentingan, nilai dan ambisi mendasar. "

Nixey melanjutkan, Moskow menyadari menggunakan kekuatan militer bukan lagi cara terbaik mencapai tujuan. Sebaliknya, mereka akan menggunakan berbagai metode, seperti serangan siber, penyuapan, manipulasi dan ancaman nuklir masih jadi ‘kartu as’.

“Rusia terus melakukan tarik-ulur atas retorika nuklirnya melalui media, juru bicara dan bahkan presiden mereka. Selalu ada pengingat bahwa mereka punya nuklir,” terang Nixey.

Meskipun secara ekonomi dan politik, Rusia mengalami penurunan, namun Nixey menyebut ‘kekuatan nuklir’ membuat Moskow tetap jadi ‘pemain besar’.

“[Klaim] ini hanyalah bendera yang mereka kibarkan agar AS menjadi lebih jinak,” kata Nixey. “Ini perang politik.”

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER