Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyebut penahanan terakhir yang dilakukan Korea Utara terhadap warga Amerika Serikat "mengkhawatirkan," di tengah ketegangan yang meningkat soal program nuklir dan peluru kendali Pyongyang.
"Jelas, ini mengkhawatirkan. Kita semua menyadari itu dan kami akan mengatasi hal ini melalui Kedutaan Besar untuk Swedia ... melalui Kementerian Luar Negeri, untuk membebaskan individu di sana," kata juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, Senin waktu setempat (7/5).
Kim Hak Song, yang bekerja untuk Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang, ditahan pada Sabtu lalu karena dicurigai mengancam pemerintahan, kata media corong Korut
KCNA.
Empat warga AS saat ini ditahan di Korea Utara, negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan AS dan secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan sejak konflik 1950-1953.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan penahanan itu menggarisbawahi "risiko terkait bepergian ke Korea Utara."
"Kementerian Luar Negeri sangat merekomendasikan agar warga AS tidak bepergian ke Korea Utara," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters.
Media Jepang sebelumnya melaporkan bahwa Choe Son Hui, direktur jenderal Kementerian Luar negeri korea Utara bagian Amerika Utara, pergi ke Eropa untuk berbicara secara tidak resmi dengan mantan pejabat AS.
Pembicaraan dua jalur ini jadi yang pertama kali sejak Presiden Amerika Donald Trump menjabat pada Januari dan dilakukan di tengah ketegangan terkait upaya pengembangan rudal nuklir yang bisa menghantam Negeri Paman Sam.
Pembicaraan serupa yang juga melibatkan Choe sempat direncanakan untuk digelar di Amerika pada Maret lalu, tapi visa delegasi Korea Utara ditolak di saat-saat terakhir setelah pembunuhan saudara tiri Kim Jong-un di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Seorang sumber yang mengetahui pembicaraan terbaru ini mengatakan pertemuan akan dilakukan di Oslo, Norwegia, dan delagasi AS dipimpin oleh Suzanne DiMaggio, direktur sekaligus peneliti senior think tank Amerika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT