Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan menuliskan cuitan bernada ancaman pada mantan direktur FBI James Comey, yang baru saja dia pecat, pekan lalu.
Trump menulis, “James Comey sebaiknya berharap tidak ada ‘rekaman’ pembicaraan kami berdua, sebelum dia membocorkan semuanya ke pers.”
Cuitan itu menjadi perkembangan baru dalam perselisihan Presiden AS dengan agensi keamanan yang tengah menginvestigasi keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS tahun lalu.
Keputusan Trump memecat Comey, membuat dia dibandingkan dengan Presiden Richard Nixon dan keputusannya menyingkir jaksa yang menyelidiki kasus Watergate pada 1973. Skandal Watergate itu berubah drastis ketika diketahui Nixon merekam percakapan di Gedung Putih.
Namun, Trump tidak memberi detail lebih lanjut apakah dia merekam percakapannya dengan Comey.
Setelah menulis ancaman terhadap Comey di
Twitter, Trump menyebut mantan Direktur Intelijen Nasional James Clapper, yang memberi kesaksian di depan Senat awal pekan ini, bahwa dia tidak mengetahui bukti yang menunjukkan adanya kolusi antara kampanye Trump dan Rusia.
“Ketika James Clapper dan semua orang yang punya pengetahuan tentang itu mengatakan tidak ada kolusi. Kapan semua ini berakhir?” cuit Trump.
FBI Sebut Penyelidikan Tetap BerlanjutDi sisi lain, Direktur Pengganti Federal Bureau of Investigation (FBI) Andrew McCabe mengatakan penyelidikan dugaan keterlibatan Rusia dalam Pemilu Presiden AS, akan terus berlanjut.
“Kami menganggap hal itu sebagai penyelidikan penting,” kata McCabe dalam pertemuan dengan Komite Intelijen Senat AS, Kamis (11/5) waktu setempat.
 Andrew McCabe, Direktur FBI Pengganti bertemu dengan Komite Intelijen Senat AS, Kamis (11/5). (REUTERS/Eric Thayer) |
“Belum ada upaya untuk menghentikan penyelidikan tersebut,” tambah McCabe, namun dia berjanji akan segera memberitahu Kongres jika Gedung Putih berupaya mencampuri penyelidikan FBI.
Dia juga membantah klaim Gedung Putih pada Rabu (10/5) yang menyebut Comey dipecat karena telah kehilangan “dukungan dan rasa hormat” dari staf FBI.
“Direktur Comey masih mendapatkan rasa hormat tertinggi kami [staf FBI]. Saya menaruh hormat tinggi terhadap kemampuan dan integritas Comey,” sebut McCabe, dikutip
Xinhua, Jumat (12/5).
Pertemuan McCabe dengan Komite Intelijen Senat AS dilakukan segera setelah Comey dipecat mendadak oleh Trump, Selasa (9/5) malam. Trump mengatakan dia mengambil keputusan tersebut berdasarkan nasihat jaksa agung bahwa Comey tidak lagi bisa memimpin lembaga penegak hukum itu dengan efektif.
Di sisi lain, kritikus, termasuk juga politisi Demokrat di Kongres yang mengatakan keputusan itu tampak seperti langkah menutupi fakta, sementara sejumlah politisi Republik menyebut momen pemecatan Comey mencurigakan.
Pasalnya, FBI tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan kolusi tim sukses Trump dengan Rusia untuk memengaruhi hasil pemilihan umum 2016 lalu.