Macron-Merkel Sepakat Perkuat Integrasi Uni Eropa

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2017 02:58 WIB
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis terpilih Emmanuel Macron sepakat menyusun peta jalan menuju integrasi Uni Eropa yang lebih kuat.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu di Berlin membahas soal integrasi Uni Eropa. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis terpilih Emmanuel Macron, pada Senin (15/5) sepakat menyusun peta jalan menuju integrasi Uni Eropa yang lebih dalam dan membuka pintu untuk mengubah perjanjian blok tersebut guna memfasilitasi reformasi.

Sehari setelah inaugurasi Macron, kedua kepala negara itu membuat kesepakatan di Berlin, usai diskusi soal penyegaran kembali hubungan Jerman-Perancis dan proyek Eropa yang terguncang setelah Brexit.

Pertemuan tersebut menjadi salah satu hal yang paling dinanti usai terpilihnya Macron, oleh para politisi senior Jerman. Mereka menunggu sepak terjang Macron untuk integrasi Uni Eropa, menyusul adanya kekhawatiran dari beberapa pihak bahwa Jerman akan diminta membayar bagian negara-negara Eropa yang terkena krisis ekonomi, dan menolak reformasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, dalam pertemuan tersebut, Merkel menegaskan bahwa Jerman membutuhkan Perancis untuk sukses. Dia menekankan, "Eropa akan lebih baik jika Perancis kuat.”


"Kami sepakat bahwa kami ingin mengembangkan peta jalan untuk perspektif jangka menengah Uni Eropa," kata Merkel, dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Macron, dikutip Reuters.

"Ada keyakinan umum bahwa kita tidak bisa hanya mengurusi Inggris yang keluar dari Uni Eropa, namun kita juga harus memikirkan bagaimana kita dapat memperkuat Uni Eropa dan terutama zona euro."

Beberapa tahun terakhir, hubungan Franco-Jerman yang menjadi motor Uni Eropa, goyang. Pertemuan antara Macron dan Merkel, pekan ini, menjadi upaya perbaikan hubungan kedua negara.

Kedua pemimpin negara itu juga menyebut mereka terbuka pada gagasan reformasi perjanjian Uni Eropa.

Menteri Keuangan Wolfgang Schaeuble, figur konservatif yang membentuk kebijakan finansial Jerman, menyebut bahwa gagasan Macron membentuk anggaran dan menteri keuangan zona euro, tidak realistis. Alasannya, itu membutuhkan perubahan radikal terhadap perjanjian Uni Eropa.


Tapi, Macron dan Merkel mengatakan, mereka siap menghadapi perubahan itu.

“Di masa lalu, subjek perubahan perjanjian Uni Eropa adalah hal tabu di Perancis. Tapi kini tidak lagi,” kata Macron.

Sementara Merkel menyebut, dari sudut pandang Jerman, perubahan itu bisa dilakukan. “Saya akan siap melakukan ini, tapi pertama kita harus menyepakati apa yang ingin kita ubah,” sebut Sang Kanselir.

Selain itu, di pertemuan tersebut, Macron juga berusaha meredakan kekhawatiran di kalangan konservatif Jerman bahwa dia akan mendorong zona euro berkembang menjadi "serikat pengalihan" di mana Jerman diminta untuk mendanai negara-negara lain.

Alih-alih, Macron mengatakan dia tidak mendukung gagasan ‘Eurobonds’ yang mengizinkan negara-negara di zona euro mendeklarasikan utang gabungan, dengan keuntungan premi risiko rendah berkat kelayakan kredit Jerman.

“Saya tidak mendukung Eurobonds ataupun mutualisasi utang yang telah ada sebelumnya di zona euro,” kata dia.

Tidak hanya ekonomi, keduanya juga berdiskusi soal krisis imigran. Merkel berharap imigran bisa jadi tanggung jawab bersama di Uni Eropa. Dia menyebut kebijakan suaka umum merupakan hal yang bisa dilakukan bersama antara Paris dan Berlin.

“Kita harus menjadi lebih pragmatis, mengurangi jaringan birokrasi dan menjadi Eropa yang melindungi warganya,” kata Macron.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER