Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih membantah laporan dari salah satu media besar Amerika Serikat yang menuding Presiden Donald Trump membocorkan informasi rahasia pada Menteri Luar Negeri dan Duta Besar Rusia.
Menurut laporan
Washington Post, Trump mengungkap informasi sangat rahasia terkait ISIS, saat bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Sergey Kislyak di Gedung Putih, pekan lalu.
Dalam konferensi pers singkat di halaman Gedung Putih, HR McMaster, penasihat keamanan nasional presiden, mengatakan, “laporan yang terbit malam ini adalah tidak benar.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak ada informasi intelijen yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut,” kata McMaster. “Presiden tidak membocorkan operasi militer apapun yang tidak diketahui publik. Dua pejabat senior yang hadir di pertemuan itu, mengatakan hal yang sama. Rekaman di pertemuan itu akan menjadi bukti.”
McMaster juga menyebut dia hadir di pertemuan tertutup itu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut bahwa Trump mendiskusikan “berbagai macam isu” dengan Menlu dan Dubes Rusia, “diantaranya upaya bersama menghadapi terorisme.”
“Dalam diskusi itu, secara alami pembicaraan mengacu pada ancaman khusus soal terorisme. Tapi mereka tidak mendiskusikan sumber, metoda ataupun operasi militer,” ujar Tillerson, dikutip
Independent.Dina Powell, asisten penasihat strategi keamanan nasional Gedung Putih, yang juga hadir di pertemuan itu, menegaskan: “Cerita itu tidak benar. Presiden hanya mendiskusikan ancaman bersama yang dihadapi kedua negara.”
Kendati demikian, Washington Post tidak melaporkan soal Trump membocorkan sumber atau metoda pengumpulan intelijen, melainkan mengungkap informasi rahasia yang disediakan oleh mitra intelijen AS.
Di sisi lain, jurnalis Washington Post, Greg Miller, salah satu kontributor laporan itu mengatakan pada
CNN, dia berpegang teguh pada kebenaran laporan tersebut.
“Saya pikir Gedung Putih bersilat lidah di sini, untuk meminimalkan efek dari berita ini,” kata Mille.