Bocorkan Rahasia ke Rusia, Kinerja Trump Dipertanyakan

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2017 18:07 WIB
Dugaan pembocoran rahasia negara yang dilakukan Donald Trump kepada Rusia membuat kinerja dan tanggung jawab Presiden Amerika Serikat itu dipertanyakan.
Kinerja Presiden Trump dipertanyakan menyusul dugaan pembocoran rahasia negara yang dia lakukan untuk Rusia. (Reuters/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dugaan pembocoran informasi rahasia oleh Presiden Donald Trump kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membuat Gedung Putih disebut kian kacau, meningkatkan keraguan pada kinerja Presiden Amerika Serikat ke-45 itu.

“Ini bukan tentang kewenangan seorang presiden. Ini lebih tentang pribadi seorang pemimpin negara dan kinerjanya,” tutur mantan Direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA), Michael Hayden, Senin (15/5).

Trump disebut membocorkan informasi rahasia soal ancaman dan rencana aktivitas kelompok teroris ISIS kepada Lavrov dan duta besar Rusia Sergey Kislyak dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih pada pekan lalu.
Informasi sensitif itu didapat AS dari mitra-mitra utama negara, yang tidak memberi otorisasi Washington untuk membeberkannya ke negara lain, apalagi musuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah pengamat menilai, krisis terbaru Gedung Putih ini sangat berpotensi merusak reputasi Trump sebagai pribadi maupun seorang presiden.

Akibat insiden ini, timbul pertanyaan apakah sang Presiden bisa dipercaya dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara dan apakah dirinya memahami implikasi mendiskusikan rahasia negara kepada musuh.

Tak hanya itu, kredibilitas politik Gedung Putih dan komunikasi antara para pejabat di dalamnya turut dipertaruhkan.
“Dengan insiden ini, publik melihat dia [Trump] sedikit tidak disiplin, impulsif, naluriah, dan tidak punya kesabaran, apalagi ketika dia berbicara di luar skrip/rencana pembahasan seperti ini. Pada akhirnya sikap Trump seperti ini merusak tujuannya sendiri,” ucap Hayden seperti dikutip CNN, Selasa (16/5).

Meski telah membocorkan rahasia, Alan Dershowitz, seorang profesor di Harvard University, mengatakan Trump aman dari tuntutan kriminal atau bahkan pemakzulan.

Sebab, berdasarkan konstitusi AS, seorang presiden memang memiliki kewenangan untuk mendeklasifikasi informasi-informasi intelijen.

“Ini adalah tuduhan paling serius kepada presiden AS. Jangan sepelekan tudingan ini,” katanya.
[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, seorang pengajar senior di bidang studi kepemerintahan Brookings Institution, Benjamin Wittes, mengatakan tindakan Trump ini berdampak sangat buruk bagi intelijen AS.

Dia juga menuturkan, pembocoran rahasia tersebut turut membahayakan sumber intel penting AS mengenai ISIS.

“Cerita ini memuakkan. Anda mungkin harus bekerja sama dengan orang-orang di kementerian keamanan nasional untuk memahami betapa buruknya ini. Benar-benar mengerikan,” tutur Wittes.

Senada dengan Wittes, Elliot Cohen, seorang profesor di sekolah tinggi studi internasional John Hopkins University menganggap insiden ini mengerikan.
Dia mengatakan, Trump bisa dianggap sebagai pengkhianat jika dirinya dengan sengaja membeberkan rahasia tersebut kepada Rusia.

“Ini sangat mengerikan. Jika disengaja, ini akan menjadi pelanggaran bagi Trump sebagai soerang presiden. Jika dia sengaja, ini akan menjadi sebuah tindakan pengkhianatan,” kata Cohen, dilansir Business Insider.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER