Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat memperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa krisis di Venezuela terus memburuk dan bisa meningkat menjadi konflik besar seperti di Suriah dan Sudan Selatan.
Setidaknya 43 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi antara kelompok oposisi dan pemerintah. Warga Venezuela menggelar demonstrasi beruntun selama tujuh minggu, sejak awal April, meminta Presiden Nicolas Maduro lengser karena dianggap tidak becus menangani krisis ekonomi dan politik.
“[Krisis Venezuela] bukan menjadi baik, malah semakin buruk. Apa yang ingin kami sampaikan adalah bahwa komunitas internasional harus menegaskan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan warga negara, atau ini bisa jadi konflik besar seperti di negara lain,” kata Duta Besar Amerika Serikat Nikki Haley, seperti dilaporkan
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS meminta adanya diskusi tertutup mengenai Venezuela, meskipun beberapa anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyebut krisis di Venezuela bukanlah merupakan ancaman bagi keamanan internasional.
Haley menegaskan, keputusan AS membawa isu Venezuela dalam diskusi Dewan Keamanan, bertujuan meredam konflik dan memastikan PBB menaruh perhatian akan masalah yang terjadi di negara Amerika Latin itu.
“Kita sudah pernah ada di posisi ini dengan Suriah, Korea Utara, Sudan Selatan, Burundi dan Myanmar,” kata Haley. “Kenapa kita tidak coba mencegah, sebelum masalah yang lebih besar muncul.”
Di sisi lain, Venezuela mengecam aksi AS di PBB. Venezuela menuding AS mencoba ikut campur dalam urusan negaranya.
“Venezuela akan menyelesaikan masalah domestiknya sendiri,” kata Duta Besar Rafael Ramirez. “Kami tidak menerima campur tangan asing.”
Sebelumnya, Haley mengucapkan bahwa Venezuela berada di tepi “krisis kemanusiaan” dan meminta komunitas internasional bekerja sama, untuk “memastikan [Presiden] Maduro menghentikan kekerasan terhadap warga sipil dan mengembalikan demokrasi pada rakyat.”
Adapun Duta Besar Uruguay Elbio Rosselli, yang memimpin dewan kepresidenan Organization of American States (OAS), mengatakan badan regional lebih tepat menangani krisis tersebut dibanding PBB.
Tapi, Caracas telah memutuskan menarik diri dari OAS karena kritik yang dilayangkan blok tersebut atas krisis yang terjadi di Venezuela.
Di tempat berbeda, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan “kepedulian mendalam” atas “situasi sulit” di Venezuela dan dia terus berdiskusi dengan pemimpin regional untuk membantu mengatasi masalah.
Dia menyebut mediasi “sangat diperlukan” guna menyelesaikan krisis.