Pentagon: Serangan AS di Yaman Bantai 7 Militan Al-Qaidah

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 06:15 WIB
Kemhan AS melaporkan serangan militer di salah satu kompleks teroris di Yaman berhasil menewaskan tujuh militan Al-Qaidah Semenanjung Arab (AQAP).
Ilustrasi: Pentagon melaporkan serangan militer di salah satu kompleks teroris di Yaman berhasil menewaskan tujuh militan Al-Qaidah Semenanjung Arab (AQAP). (Foto: REUTERS/Eduardo Munoz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Amerika Serikat melaporkan, serangan pasukannya ke sebuah kompleks teroris di Yaman berhasil menewaskan tujuh anggota Al-Qaidah.

Pentagon mengatakan, serangan yang turut dibantu oleh pasukan Yaman itu terjadi pada Selasa (23/5) dini hari di wilayah Marib Governorate.

"Selama operasi penggerebekkan ini, pasukan AS berhasil membunuh tujuh militan Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) melalui kombinasi serangan darat dan udara," bunyi pernyataan Centcom, Komando militer AS di wilayah Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Operasi militer seperti ini memberi pengetahuan lebih [bagi AS] mengenai disposisi, kemampuan, serta niat AQAP yang akan terus kami kejar," katanya.


Diberitakan AFP, sejak Donald Trump menjabat di Gedung Putih, Washington telah meningkatkan operasi penyerangan terhadap AQAP.

AS diperkirakan telah meluncurkan setidaknya puluhan serangan udara dengan sejumlah pesawat tempur dan drone-nya sejak awal tahun lalu, termasuk serangaan nahas yang menewaskan sejumlah warga sipil dan seorang anggota SEAL AS pada Januari lalu.

Serangkaian operasi militer itu menargetkan bagian selatan Provinsi Abyan, Shabwa, hingga Baida yang berada di utara Yaman.

AQAP dianggap sebagai salah satu organisasi teroris dan pembuat bom yang paling ditakuti di dunia. Gedung Putih bahkan menganggap AQAP sebagai jaringan jihad paling berbahaya dan paling aktif.


Sejak awal 2015, kondisi di Yaman semakin rentan seiring mencuatnya perang saudara pasca direbutnya Istana Kepresidenan oleh kelompok pemberontak Houthi, sehingga terjadi kekosongan kekuasaan.

Tujuh gencatan senjata dan upaya perdamaian yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal menghentikan pertemuan yang dilaporkan telah memakan korban tewas hingga 8 ribu orang tersebut.

Kondisi rentan ini kemudian dimanfaatkan AQAP untuk menyebarkan propaganda dan pengaruhnya di negara paling miskin di Timur Tengah itu.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER