Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Intelijen Inggris MI5 disebut telah mendapat peringatan dari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengenai rencana serangan teror sejak tiga bulan sebelum insiden bom bunuh diri di Manchester Arena terjadi.
Sejumlah agen FBI disebut telah menginformasikan beberapa pejabat Inggris bahwa Salman Abedi, sang pelaku teror di Manchester, merupakan anggota dari kelompok ISIS di Afrika Utara yang tengah merencanakan teror di Inggris.
Abedi dilaporkan masuk dalam daftar buron teroris AS pada 2016. Saat itu, pria berusia 22 tahun ini menjadi incaran intelijen AS dalam penyelidikan kelompok teroris yang beroperasi di Libya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal 2017, FBI memberi tahu MI5 bahwa Abedi adalah anggot ateroris Afrika Utara yang berbasis di Manchester, yang sedang mengincar target politik di Inggris," tutur seorang sumber keamanan, Minggu (28/5).
"Informasi itu didapat dari penyadapan komunikasinya oleh agen federal AS--yang telah menyelidiki Abedi sejak pertengahan 2016 lalu. Dari informasi yang didapat di Libya, keluarganya terkait anggota teroris," katanya menambahkan.
Diberitakan
The Independent, sumber tersebut menuturkan, setelah mendapat informasi intel ini MI5 memantau serta menyelidiki Abedi beserta kelompoknya. Saat itu, intel mendapat informasi bahwa Abedi berencana membunuh seorang tokoh politik.
Namun, tuturnya, tak ada yang berhasil menyelidiki rencana Abedi ini hingga tuntas seiring dengan perubahan target serangan terornya.
Pada Senin (22/5) malam, Abedi meluncurkan aksinya dengan meledakan dirinya sendiri di Manchester Arena, bersamaan dengan konser musik yang digelar penyanyi asal AS, Ariana Grande.
Insiden itu terjadi tak lama setelah konser selesai, menewaskan 22 orang dan melukai sedikitnya 60 orang lainnya. Sekitar 21 ribu orang dilaporkan berada di arena tersebut saat konser digelar, yang kebanyakan merupakan anak-anak dan remaja.
Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror paling parah di Inggris sejak 2005 lalu ini.
Kantor berita Amaq, media corong ISIS, menyebut bahan peledak tersebut dibawa masuk oleh “penjaga keamanan". Mereka juga mengancam melakukan lebih banyak serangan dalam waktu dekat.
Akibat insiden ini, sejumlah kritikan menganggap MI5 kecolongan lantaran Abedi bisa lolos dari pantauan intelijen dan melakukan aksinya.
Polisi sejauh ini dilaporkan telah menahan 14 orang terduga teroris yang dianggap terlibat dalam serangan itu. Dua di antara mereka telah dibebaskan.
Detektif percaya bahwa otoritas berwenang telah menahan "sebagian besar anggota jarignan teroris" yang terlibat dalam serangan tersebut.