Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom mobil di depan toko es krim terkenal di Baghdad, Irak, yang menewaskan setidaknya delapan orang pada Selasa (30/5) dini hari.
Melalui media propaganda mereka, Amaq, ISIS mengatkaan bahwa pelaku bom bunuh diri di kawasan Karrada itu menargetkan "tempat perkumpulan umat Syiah."
Insiden ini terjadi beberapa hari setelah bulan Ramadan tiba, di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Ramadan, warga Irak biasanya berkumpul di toko-toko untuk bersosialisasi setelah berbuka puasa. Saat serangan ini terjadi pun, banyak warga sedang berkumpul di sekitar kedai es krim tersebut.
Potongan gambar yang tersebar di jejaring sosial menunjukkan dampak besar dari ledakan tersebut. Dalam beberapa foto, terlihat toko es krim Al-Faqma yang berwarna-warni itu berlumuran darah.
Kepala utusan koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat, Brett McGurk, mengecam serangan ini dan menyampaikan solidaritas dengan Irak.
"Teroris ISIS malam ini menargetkan anak-anak dan keluarga di Baghdad yang sedang menikmati waktu bersama di sebuah kedai es krim. Kami bersama dengan Irak melawan iblis ini," tutur McGurk, sebagaimana dikutip
AFP.
ISIS memang pernah berupaya untuk menguasai Baghdad ketika baru mendeklarasikan kekhalifahannya pada 2014 lalu. Namun, pasukan Irak yang dibantu AS berhasil memukul mundur ISIS hingga mendirikan basisnya di Mosul.
Namun, ISIS beberapa kali dapat menembus keamanan Baghdad dan melakukan serangan. Salah satu serangan terbesar juga terjadi di Karrada pada tahun lalu, di mana 300 nyawa melayang.