Belasan Bom Bunuh Diri Buka Jalan bagi Baghdadi untuk Kabur

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 19:20 WIB
Kelompok militan ISIS diyakini sengaja melakukan bom bunuh diri untuk membuka jalan bagi pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, keluar dari Mosul, Irak.
Belasan bom bunuh diri diyakini dimanfaatkan kelompok ISIS untuk membantu penyelamatan pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, keluar dari Mosul, Irak. (Foto: REUTERS/Social Media Website)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, dilaporkan berhasil melarikan diri dari Kota Mosul, Irak, berkat bantuan 17 bom bunuh diri yang diluncurkan khusus untuk mengamankan jalur evakuasi.

"ISIS meledakkan 17 bom mobil dari Mosul dan beberapa unit mereka di Suriah guna memastikan akses Baghdadi keluar Mosul steril," tutur Fuad Hussein, kepala staf Presiden Kurdi Masoud Barzani.

"Saya yakin mereka membebaskan al-Baghdadi," tuturnya menambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hussein mengatakan, operasi pelarian ini berjalan di saat pasukan ISIS mengalami kemunduran di Mosul timur, sebelum pasukan Irak menyerbu kelompok teroris itu di bagian barat Mosul sekitar 19 Februari lalu.

Saat itu, satu-satunya jalan keluar dari Mosul adalah melalui sisi barat, area yang dikuasai kelompok militan Hashd al-Shaabi Syiah. Hussein menyebut, ISIS menggunakan bom untuk memukul mundur kelompok itu sehingga dapat menguasai jalan.

Di sisi lain, dia melanjutkan, pasukan ISIS di Suriah membantu memantau pembebasan pemimpinnya itu melalui saluran radio kelompok mereka. Kabar keberhasilan pelarian Baghdadi ini terungkap melalui saluran komunikasi radio tersebut.

Baghdadi dilaporkan meninggalkan Mosul sejak awal Maret lalu. Dia disebut telah menyerahkan komando operasi ISIS di kota itu kepada para pengikutnya dan kini bersembunyi di padang pasir.

Baghdadi mendeklarasikan diri sebagai pemimpin ISIS sejak 2010 silam. Penangkapan atau pembunuhan Baghdadi disebut bisa menjadi pukulan berat bagi jaringan teroris yang kini berangsur kehilangan daerah kekuasaan mereka di Irak maupun Suriah tersebut.

Meski begitu, hampir tidak mungkin melacak keberadaan Baghdadi karena dia kerap berpindah tempat dan jarang menggunakan alat komunikasi yang mudah terpantau.

Namun, sumber intelijen Amerika Serikat dan Irak mengatakan, kekosongan komunikasi di antara petinggi kelompok tersebut merupakan pertanda Baghdadi telah melarikan diri dan semakin tertekan.

Diberitakan The Independent, Selasa (4/4), Hussein mengatakan, ISIS akan tetap bertahan menjadi sebuah jaringan militan meski Mosul telah dikuasai sepenuhnya oleh pasukan Irak. Mengutip data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini masih ada sekitar 400 ribu pasukan ISIS di negara itu.

"Tapi, saya tidak yakin jika ISIS akan bertahan menjadi sebuah negara. Kelompok itu diperkirakan hanya akan bertahan sebagai organisasi gerilya yang kerap meluncurkan aksi teror," kata Hussein.

"Salah satu masalah yang serius justru terletak pada tidak adanya rencana politik di Mosul ketika berhasil direbut lagi dari ISIS," ujarnya menambahkan.

Dia mengatakan, pemerintahan Perdana Menteri Haider al-Abadi belum memiliki rencana politik untuk Mosul karena khawatir ada perpecahan dalam misi memerangi ISIS.

Hussein menyebut, hingga kini belum jelas pihak yang akan memegang kekuasaan di Mosul dalam jangka panjang. Dia juga belum mengetahui yang akan terjadi pada suku Kurdi dan Kristen yang selama ini dipaksa keluar dari Mosul.

"Saya yakin ISIS akan dikalahkan di Mosul. Namun, mengenai langkah selanjutnya usai kekalahan ISIS, logika perang akan mengambil alih situasi di mana semua pihak akan berusaha mempertahankan wilayah yang telah mereka ambil dari ISIS selama ini," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER