Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Lanao Del Sur, Filipina, meminta warga sipil untuk membantu pasukan militer negara menangkap militan Maute yang kabur dari pertempuran sengit di Marawi.
"Ini adalah penahanan di bawah sistem peradilan sah dan legal untuk dilakukan mengingat tingkat tindakan kriminal yang dilakukan oleh Maute," ujar juru bicara pemerintah Lanao Del Sur, Zia Alonto Adiong.
Setelah itu, kata Adiong, warga dapat membawa para teroris yang mereka tangkap ke pihak berwajib. Nantinya, aparat yang akan menentukan hukuman setimpal bagi anggota Maute itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adiong lantas memberikan contoh dengan pengalamannya sendiri. Pada Minggu (28/5), Adiong mengaku menangkap satu militan Maute di antara rombongan warga Marawi yang akan dievakuasi.
"Saat proses identifikasi identitas warga yang akan dievakuasi, pekerja sosial kami melihat sesuatu yang berbeda padanya. Pria itu memang tak membawa senjata, tapi jarinya bau bubuk mesiu," tuturnya, sebagaimana dilansir
Inquirer.
Adiong akhirnya mengimbau warga yang akan dievakuasi untuk mengenakan pakaian putih sambil membawa bendera serupa ketika akan keluar dari Marawi agar militer tidak terkecoh.
Militan Maute memang dilaporkan kerap menyamar di tengah warga di beberapa daerah, termasuk di Kota Iligan. Pemerintah pun memutuskan untuk menutup kota tersebut.
Para militan Maute diduga semakin terdesak oleh militer yang terus menggempur mereka di Marawi. Pertempuran sengit ini bermula pada pekan lalu, ketika militer Filipina melancarkan operasi untuk menangkap pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Setelah Presiden Rodrigo Duterte mendeklarasikan darurat militer di Mindanao, bentrokan semakin sengit hingga menewaskan 61 militan maute, 20 personel militer pemerintah, dan 19 warga sipil.