Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan kritik bagi Wali Kota London Sadiq Khan soal serangan teror yang kembali menerpa Ibu Kota Inggris pada Sabtu (3/6), dan menewaskan delapan warga sipil.
Melalui akun
Twitter-nya, Trump mengomentari pernyataan Khan yang meminta warganya untuk tidak khawatir atas insiden Sabtu malam di London Bridge dan Borough Market--aksi teror yang terjadi untuk ketiga kalinya di negara Eropa Barat itu sejak Maret lalu.
"Sedikitnya 7 orang tewas dan 48 terluka dalam serangan teror dan Wali Kota London mengatakan 'tidak ada alasan bagi warga untuk khawatir'!" kicau Trump, Minggu (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus berhenti bersikap benar secara politik dan mulai mementingkan keamanan untuk rakyat. Jika tidak pintar, hal ini hanya kaan bertambah buruk," kata presiden ke-45 itu menambahkan.
Kantor Wali Kota London tak banyak menggubris kritikan Trump tersebut. Juru bicara Khan mengatakan, wali kota yang menjabat sejak 2016 lalu itu terlalu sibuk berkoordinasi dengan polisi dan pemerintah untuk menangani dampak pascaserangan teror.
"Dia [Khan] memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan ketimbang menanggapi kicauan Donald Trump yang terkesan tidak memahami dan minim informasi terhadap pernyataan Walikota Khan," kata juru bicara itu.
Trump menganggap serangan teror di London Sabtu pekan lalu sebagai "pembantaian". Dia bersumpah akan melakukan apa saja untuk melindungi negaranya dari terorisme.
 Wali Kota London Sadiq Khan mendapat kritik dari Presiden AS Donald Trump soal serangan teror di kotanya. (Foto: REUTERS/Shannon Stapleton) |
Politikus Partai Republik itu bahkan menggunakan insiden di Inggris tersebut untuk membenarkan larangan imigrasi yang sempat ia terapkan di awal tahun 2017 namun ditangguhkan oleh pengadilan federal lantaran dinilai diskriminatif.
Regulasi yang tertuang dalam perintah eksekutif itu berisikan larangan masuk sementara bagi warga dari tujuh negara mayoritas Muslim, yaitu Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.
Trump mengklaim, regulasi ini hanya akan berlaku setidaknya 90 hari, sembari pemerintah menggodok kembali aturan imigrasi agar lebih ketat. Menurutnya, langkah ini diperlukan untuk melindungi AS dari ancaman teror.
"Kita harus pintar, waspada, dan kuat. Kita butuh hakim Mahkamah Agung mengembalikan hak kita. Kita perlu larangan perjalanan sebagai upaya pengamanan ekstra!" tegasnya seperti dikutip
Reuters.
Tak lama usai teror terjadi, taipan real estate itu berjanji akan membantu Inggris menangani masalah terorisme.
Trump menawarkan dukungan penuh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Theresa May seperti dikutip dari pernyataan resmi Gedung Putih.
"Pertumpahan darah ini harus diakhiri. Saya akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencegah ancaman ini sampai ke AS," tuturnya.