Aksi Protes Menjalar di Rusia, Pengkritik Putin Dibui

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 07:50 WIB
Rusia menjatuhkan hukuman satu bulan penjara bagi Navalny, pengkritik Putin yang mengajak ribuan warga menggelar unjuk rasa anti-korupsi terbesar sejak 2012.
Bukan hanya unjuk rasa, Navalny juga mengajak generasi muda Rusia melancarkan kampanye melalui internet untuk menolak rencana pencalonan diri Putin dalam pemilihan umum tahun depan guna menghindari pemerintahan yang korup. (Reuters/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia menjatuhkan hukuman satu bulan penjara bagi Alexei Navalny, sosok pengkritik Presiden Vladimir Putin yang mengajak ribuan warga menggelar unjuk rasa anti-korupsi terbesar sejak 2012.

Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengatakan bahwa kliennya dinyatakan bersalah atas tuduhan mengoordinasikan aksi protes ilegal.

Bukan hanya unjuk rasa, Navalny juga mengajak generasi muda Rusia melancarkan kampanye melalui internet untuk menolak rencana pencalonan diri Putin dalam pemilihan umum tahun depan guna menghindari pemerintahan yang korup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Navalny, otoritas juga menahan 1.500 demonstran lainnya dari seluruh penjuru Rusia, termasuk 823 orang di Moskow, di mana kepolisian berusaha membubarkan massa secara paksa.

Ketika polisi menyeret sejumlah orang dari kerumunan, para demonstran berteriak, "Memalukan! Putin adalah pencuri! Bebaskan Navalny!"

Sementara itu, 600 orang pengunjuk rasa di Saint Petersburg juga ditahan. Lebih dari 100 demonstran juga dibekuk di beberapa kota lain, termasuk Vladivostock, Kaliningrad, Norilsk, dan Sochi.
Aksi Protes Menjalar di Rusia, Pengkritik Putin DibuiTak hanya Navalny, otoritas juga menahan 1.500 demonstran lainnya dari seluruh penjuru Rusia. (Reuters/Maxim Shemetov)
Meski pun menyaksikan banyak demonstran ditahan, massa tetap berteriak, "Rusia tanpa Putin!"

Salah seorang pengunjuk rasa, Alexander Tyurin, bahkan berteriak, "Putin sudah berkuasa selama 17 tahun dan tak berencana mundur. Dia merampas semua kekuasaan!"

Penahanan oleh aparat ini pun dikecam banyak pihak, termasuk Amerika Serikat yang kini dipimpin oleh sosok rekan Putin, Donald Trump.

"[AS] mendesak pemerintah Rusia untuk segera membebaskan semua pengunjuk rasa damai itu," tutur juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer.

Kecaman juga datang dari Uni Eropa yang mengkhawatirkan "penahanan ratusan pengunjuk rasa damai dan kekerasan yang dilakukan oleh otoritas terhadap mereka."

Senada dengan Uni Eropa, Amnesty International pun mengecam penahanan dan kekerasan aparat ini dan menyebut Rusia dalam "masa genting."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER