Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang dikenal tegas dan keras, tiba-tiba mengucapkan permintaan maaf. Dalam kunjungannya ke lokasi pengungsian yang berjarak 40 kilometer dari Marawi, Duterte memohon pada masyarakat karena telah mengumumkan darurat militer dan menjadikan kota itu sebagai arena peperangan.
Di sisi lain, pihak berwenang khawatir jika pertempuran tidak segera berakhir, bala bantuan pemberontak akan bergabung dalam pertarungan dan menjadikan Marawi sebagai daerah kekuasaan baru ISIS di Asia Tenggara.
Pertempuran di Marawi telah menewaskan lebih dari 350 orang, termasuk diantaranya tentara dan warga sipil.