Parlemen Venezuela Diserang Massa Pro-pemerintah

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jul 2017 17:56 WIB
Massa pendukung pemerintah menyerang kongres Venezuela yang dikuasai oleh oposisi dan melukai sejumlah anggota parlemen.
Sekelompok pendukung pemerintah menyerang kongres Venezuela. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menghunus pipa sebagai senjata, massa pendukung pemerintah menyerang kongres Venezuela yang dikuasai oposisi, Rabu waktu setempat (5/7). Peristiwa ini menambah panjang daftar kekerasan dalam krisis politik yang telah mengguncang negara tersebut sejak April lalu.

Baku hantam tersebut melukai tujuh politikus oposisi. Negara OPEC yang berada di Amerika Selatan itu selama tiga bulan belakangan telah digoyang oleh protes terhadap pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro.

Setidaknya 90 orang tewas dalam serangkaian protes tersebut. Bentrokan dan barikade pun kerap memblokir kota-kota di seluruh penjuru Venezuela.
Presiden Dewan Nasional Julio Borges mengatakan lebih dari 350 politikus, wartawan dan tamu sidang Hari Kemerdekaan terperangkap akibat serangan yang berlangsung hingga matahari terbenam itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluru-peluru bertebaran, mobil-mobil hancur, termasuk milik saya sendiri, noda darah di sekitar istana kongres," ujarnya kepada wartawan, sebagaimana dikutip Reuters. "Kekerasan di Venezuela mempunyai nama depan dan nama belakang: Nicolas Maduro."

Sejumlah saksi mengatakan sekelompok orang telah berkumpul saat fajar di luar bangunan yang berada di Caracas itu, meneriakkan dukungan terhadap Maduro. Pagi menjelang siang, puluhan orang berlari melewati gerbang sambil menghunus pipa, tongkat dan batu dan melakukan serangan.

Sejumlah anggota parlemen yang terluka berjatuhan, berdarah-darah dan tampak linglung di sekitar koridor bangunan tersebut. Sementara itu, sejumlah wartawan justru dirampok.
Setelah serangan di pagi hari, sekelompok orang memerangkap orang-orang di dalam bangunan selama berjam-jam. Sekitar 100-an orang itu kebanyakan berbaju merah dan berteriak "Hidup Revolusi!"

Beberapa orang di luar kompleks parlemen membawa pistol, mengancam akan memotong pasikan air dan listrik, dan memutar rekaman suara mantan presiden sosialis Hugo Chavez berkata "Bergetarlah, oligarki!" Tak hanya itu, kembang api dilemparkan ke dalam kompleks.

Anggota parlemen yang terluka paling parah, Americo De Grazia, terkena pukulan di bagian kepala, jatuh pingsan dan akhirnya ditandu menuju ambulan. Keluarganya belakangan mengatakan De Grazia sudah melewati masa-masa kritis dan lukanya sedang dijahit.

Pusat kota Caracas adalah kawasan pemerintahan tradisional dan sejumlah bentrokan terjadi di sana sejak oposisi mengalahkan partai penguasa dalam pemilihan umum parlementer 2015 lalu.
Dalam pidato saat parade militer untuk Hari Kemerdekaan, Maduro mengecam kekerasa "janggal" yang terjadi di parlemen dan meminta kejadian itu diselidiki. Namun, dia juga menantang oposisi untuk berbicara soal kekerasan dari pihaknya sendiri.

Dalam protes yang berlangsung hampir setiap hari sejak April, demonstran muda kerap menyerang pasukan keamanan dengan batu, mortir rakitan dan bom molotov, bahkan membakar bangunan. Mereka juga membunuh seorang pria dengan cara dibakar.

"Saya ingin kedamaian untuk Venezuela," kata Maduro. "Saya tak terima kekerasan dari siapapun."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER