Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah memanasnya situasi di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro membentuk majelis baru yang memiliki wewenang untuk mengubah konstitusi, pada Senin (1/5).
Dengan dibentuknya badan ini, Maduro berharap konstitusi negara dapat disusun langsung oleh "badan rakyat" melalui "majelis konstituen" yang ia bentuk ini.
"Saya mengumpulkan kekuatan konstituen untuk mencapai perdamaian yang diperlukan oleh negara ini, untuk melawan kudeta fasis, dan agar rakyat yang berdaulat mendapatkan kedamaian, harmoni, serta diskusi nasional yang utuh," ujar Maduro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
AFP, langkah Maduro ini mirip dengan yang dilakukan mantan Presiden Venezuela, Hugo Chavez. Pada 1999, Chavez membentuk Majelis Konstituen yang menyusun konstitusi Venezuela sekarang.
"Saya memberikan kalian kekuatan yang diberikan oleh Hugo Chavez kepada saya. Pergi lah dan menangkan pertarungan ini," teriak Maduro hadapan pendukungnya di Caracas.
Menurut Maduro, situasi politik di Venezuela sekarang ini tak kalah gentingnya. Satu bulan sudah Venezuela diguncang demonstrasi besar-besaran yang sudah menewaskan 30 orang.
Para demonstran menuntut Maduro turun karena dianggap tidak becus memimpin negara dalam masa-masa sulit karena anjloknya perekonomian akibat turunnya harga minyak, hingga terjadi kelaparan dan kekurangan makanan.
Maduro mengatakan, kelaparan melanda Venezuela karena negara itu merupakan korban dari para kapitalis yang dipimpin Amerika Serikat.
Sementara itu, oposisi mengatakan bahwa Maduro dengan dukungan dari militer menjalankan pemerintahan dengan gaya diktator. Menurut mereka, hanya pemilihan umum yang dapat menghentikan kesewenangan Maduro ini.
Dalam pidatonya di hadapan pendukungnya ini, Maduro pun mengatakan, ia akan memerintahkan majelis baru bentukannya itu untuk mengajukan referendum ke Dewan Pemilihan Umum pada Senin.