Protes Kian Sengit, Venezuela Tetap Bentuk Majelis Konstituen

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 06:00 WIB
Pemerintah Venezuela menetapkan majelis konstituen pada 30 Juli mendatang dan warga mengancam terus menggelar protes serta menuntut pemilu.
Pemerintah Venezuela menetapkan Majelis Konstituen pada tanggal 30 Juli mendatang. (REUTERS/Marco Bello)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Venezuela menetapkan sidang konstituen pada 30 Juli mendatang. Sementara itu, protes warga semakin keras untuk melengserkan Presiden Nicolas Maduro dan menuntut pemilu. 

Selama dua bulan terakhir, sejak tanggal 1 April lalu, warga Venezuela terus melancarkan protes yang sering berakhir bentrok dengan petugas keamanan.

Kian hari, protes yang dilakukan warga dan kelompok oposisi semakin keras dan tak jarang menelan korban jiwa. Tercatat puluhan orang tewas dalam bentrokan antara warga dengan petugas, dan satu orang dibakar hidup-hidup dan kemudian tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maduro bersikukuh tidak akan lengser dari kursi kepresidenan dan hanya akan mundur saat masa pemerintahannya usai, pada 2018 nanti.

Alih-alih pemilu, Maduro yang didukung Kejaksaan Agung dan Dewan Pemilihan Nasional berencana membentuk majelis konstituen. 


Hal itu sontak membuat kelompok oposisi semakin gusar dan memicu protes yang semakin sengit. Mereka menganggap pemerintah ingin menghindari pemilu dan mengabaikan jeritan para demonstran yang ingin krisis makanan dan obat-obatan segera berakhir.

Puncaknya, bentrokan kembali pecah saat seorang pelaku protes dibakar hidup-hidup bulan lalu hingga akhirnya tewas. 

Tapi pemerintah bersikeras dan mengumumkan majelis konstituen akan ditetapkan pada 30 Juli mendatang.

“Kami meminta Dewan Pemilihan Umum untuk menyetujui majelis konstituen pada tanggal 30 Juli,” kata Ketua Dewan Pemilihan Umum Tibisay Lucena, dalam pernyataan resmi yang disiarkan di televisi nasional, Minggu (4/6).

Lucena, dikutip Reuters, menyebutkan majelis tersebut akan beranggotakan tokoh-tokoh berpengaruh termasuk Menteri Luar Negeri, Delcy Rodriguez dan adik Hugo Chavez, Adan. 


Dengan dibentuknya badan ini, Maduro berharap konstitusi negara dapat disusun langsung oleh "badan rakyat" melalui "majelis konstituen" yang ia bentuk ini.

"Saya mengumpulkan kekuatan konstituen untuk mencapai perdamaian yang diperlukan oleh negara ini, untuk melawan kudeta fasis, dan agar rakyat yang berdaulat mendapatkan kedamaian, harmoni, serta diskusi nasional yang utuh," ujar Maduro.

Kelompok oposisi bersumpah akan memboikot majelis tersebut dan menuntut pemilu digelar segera. Jika tidak, maka gelombang protes akan terus berlangsung. 

“Jika Tibisay memaksakan tanggal, kami akan terus melakukan protes,” kata pemimpin kelompok oposisi Freddy Guevara, yang meminta rakyat kembali menggelar demonstrasi akbar hari ini, Senin (5/6). 

“Hari Senin kami akan menggelar protes besar. Kami mengatakan tidak pada penipuan berkedok majelis konstituen ini,” kata dia. 

Adapun demonstrasi yang terus digelar selama dua bulan terakhir telah menelan 65 nyawa warga sipil dan melukai ratusan orang. Sementara itu sekitar 3000 orang ditangkap sejak April dan sepertiga mendekam dalam penjara.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER