Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson dijadwalkan bertolak ke Kuwait hari ini, Senin (10/7), untuk merundingan upaya mendamaikan Qatar dan sejumlah negara Teluk Arab yang tengah terlibat perselisihan diplomatik.
Kunjungan ini sekaligus memenuhi undangan dari Emir Kuwait Jaber Al-Ahmad Al-Sabah.
"Menlu Tillerson akan bertemu dengan sejumlah pejabat Kuwait untuk mendiskusikan upaya-upaya terkini guna mendamaikan negara-negara Teluk yang tengah terlibat sengketa," bunyi pernyataan Kemlu AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Saudi dan beberapa sekutunya seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Qatar sejak 5 Juni lalu. Kuwait selama ini mencoba menjadi penengah dalam sengketa tersebut.
Saudi dan para sekutunya memutus hubungan diplomatik karena menilai Qatar sebagai negara yang mendukung organisasi teroris dan dekat dengan Iran. Iran adalah rival saudi yang dianggap bisa mengancam keamanan di kawasan.
Keempat negara bahkan meutup segala akses perhubungan dengan Qatar. Baru-baru ini Saudi cs juga meluncurkan boikot terhadap produksi gas alam Qatar.
Riyadh, Abu Dhabi, Kairo, dan Manama telah membuat 13 daftar tuntutan yang harus dilakukan Doha jika ingin blokade dicabut.
Tuntutan-tuntutan itu termasuk desakan bagi Doha untuk mengakhiri dukungannya pada Ikhwanul Muslimin yang dicap Saudi cs sebagai organisasi teroris. Qatar, di sisi lain, menganggap tudingan itu tidak berdasar.
Selain itu, Qatar juga dituntut untuk menutup kantor berita Al Jazeera, menjauhi Iran yang merupakan rival Saudi di kawasan, dan menutup pangkalan militer Turki di negara tersebut.
Qatar membantah segala tuduhan Saudi cs, menolak memenuhi belasan tuntutan negara Teluk untuk mengubah kebijaknnya.
Diberitakan
Al Arabiya, krisis diplomatik yang belum mendapat jalan terang ini lantas membuat AS kian gusar. Juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert, mengatakan Washington khawatir bahwa konflik yang belum berujung ini tengah menghadapi kebuntuan.
Melalui sambungan telepon dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid al-Attiyah dan Menhan AS James Mattis menekankan pentingnya mengurangi ketegangan di kawasan.
(aal)