Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang tenggat waktu darurat militer, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengaku membutuhkan waktu 15 hari tambahan untuk menyelesaikan konflik di Marawi.
"Saya membutuhkan sekitar 15 hari lagi," ujar Duterte sebagaimana dikutip Inquirer, Selasa (11/7).
Tenggat waktu dari darurat militer yang dicanangkan oleh Duterte ini sendiri jatuh tempo pada 22 Juli.
Darurat militer yang berlaku selama satu bulan ini diumumkan oleh Duterte tak lama setelah bentrokan awal antara militer Filipina dan militan Maute pecah pada 23 Mei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentrokan itu bermula ketika militer sedang melakukan upaya penangkapan Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok militan Abu Sayyaf yang juga disebut-sebut sebagai pimpinan ISIS di Asia Tenggara.
Sejak saat itu, kota Marawi porak-poranda. Serangan udara pasukan pemerintah meruntuhkan rumah-rumah dan para warga pun melarikan diri, kabur dari kejaran para militan Maute.
Kini, juru bicara Komite Manajemen Krisis Kota Marawi, Zia Alonto Adiong, pun meminta pemerintah juga memperhatikan keselamatan warga sipil.
"Karena Presiden meminta 15 hari tambahan, kami juga meminta krisis ini tak hanya ditangani dengan tindakan militer, tapi juga lebih agresif dalam layanan kemanusiaan bagi para korban sipil," katanya kepada
Inquirer.