Jakarta, CNN Indonesia -- Gadis asal Jerman yang kabur ke Irak untuk bergabung dengan ISIS pada pertengahan tahun lalu dilaporkan berhasil diamankan aparat kepolisian di Mosul.
Sebuah gambar yang menunjukkan seorang perempuan ditangkap polisi Irak tersebar secara meluas di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Meski identitas remaja itu belum terungkap jelas, sejumlah dugaan menganggap anak tersebut merupakan Linda W, yang kabur dari kampung halamannya di Pulsnitz, dekat Dresden, pada Juli tahun lalu.
Otoritas berwenang pernah mengendus pergerakan anak berusia 16 tahun itu di Istanbul, Turki, namun tak lama kehilangan jejaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui sumbernya di Suriah, seorang wartawan surat kabar Jerman
Bild, Bjorn Stritzel, mengatakan Linda sempat ditahan oleh simpatisan ISIS di Idlib pada Agustus lalu sebelum diselundupkan ke wilayah okupansi kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu di Mosul.
Informasi ini dia dapat berdasarkan sejumlah foto Linda yang ia dapat dari sumber pemberontaknya--yang juga mengetahui nama asli gadis tersebut.
Diberitakan
The Independent, Rabu (19/7), Stritzel mengatakan foto yang tersebar beberapa waktu terakhir cocok dengan informasi yang selama ini ia dapat mengenai Linda.
Meski begitu, belum jelas sejak kapan Linda berada di Mosul, kota terpenting bagi ISIS setelah Raqqa di Suriah.
Kota Mosul mulai diduduki ISIS pada 2014 lalu, saat Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahannya dari salah satu masjid di wilayah itu.
Kota itu pun belakangan berhasil direbut kembali oleh tentara Irak dan pasukan koalisi internasional setelah menggencarkan operasi militer sejak Oktober 2016 lalu.
Operasi militer selama hampir sembilan bulan di Mosul itu telah memakan ratusan korban sipil, tentara, dan juga militan ISIS sendiri.
Sejak kemenangan di Mosul, tentara Irak menangkap sejumlah warga asing yang melakukan perjalanan ke negara itu dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Lima diantara yang ditangkap itu merupakan warga Jerman.
Selama ini, terhitung sekitar 2.700 pejuang teroris asing (FTF) yang termakan propaganda ISIS hingga rela bergabung dengan kelompok teroris itu di Irak dan Suriah.
Para FTF ini biasanya ditempatkan ISIS di garda terdepan pasukannya atau dimanfaatkan sebagai tumbal aksi teror seperti bom bunuh diri yang kerap dilakukan kelompok tersebut.