Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara menyatakan tak segan-segan melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat jika Washington terus mengancam akan menyingkirkan Kim Jong-un.
Pernyataan tersebut dirilis media corong pemerintah Korut, KCNA, merespons pernyataan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Mike Pompeo beberapa waktu lalu yang memberi sinyal bahwa pihaknya berniat menggulingkan pemimpin negara paling terisolasi itu.
"Korut secara hukum menetapkan harus memusnahkan negara dan entitas terkait lainnya yang secara langsung atau tidak langsung mengancam martabat tinggi negara, dengan memobilisasi berbagai macam serangan termasuk dengan serangan nuklir," papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip KCNA, Rabu (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika AS berani menunjukkan sedikit pun upaya menggulingkan pemimpin kami, maka kami akan melakukan serangan tanpa ampun pada jantung AS dengan kekuatan nuklir kami yang terus berkembang seiring berjalannya waktu," bunyi pernyataan KCNA seperti dikutip
CNN.
Ancaman terbaru ini datang di tengah prediksi lembaga intelijen AS yang menyebutkan bahwa Pyongyang sedang mempercepat perkembangan teknologi rudal balistik antarbenua-nya (ICBM).
Meski begitu, juru bicara Badan Intelijen Pertahanan AS menolak mengomentari laporan lembaganya yang menyimpulkan bahwa Korut akan segera memiliki ICBM dengan kapabilitas nuklir sekira-kiranya pada awal tahun depan.
"Uji coba rudal ICBM Korut baru-baru ini--yang bukan sebuah kejutan bagi komunitas intelijen AS adalah salah satu tonggak sejarah bagi kami untuk memperjelas penilaian mengenai seberapa besar ancaman rezim Kim Jong-un terhadap AS," tutur Scott Bray, Manajer Intelijen Nasional AS untuk kawasan Asia Timur.
"Uji coba rudal ini dan dampaknya yang telah kami telaah, menyoroti besarnya ancaman nuklir dan rudal Korut ke AS, sekutu kami di kawasan itu, bahkan ke seluruh dunia," ucap Bray menambahkan.
Menurut Kementerian Pertahanan AS, Korut juga diprediksi tengah mempersiapkan uji coba rudal terbarunya. Sebab, pergerakan peralatan dan teknologi rudal dilaporkan kembali terlihat di situs militer di Kusong sejak pekan lalu.
Dengan persiapan ini, pejabat Kemhan AS mengatakan, Korut bisa melakukan uji coba misil paling cepat pada 27 Juli mendatang, bertepatan dengan perayaan kesepakatan gencatan senjata Perang Korea pada 1950 lalu.
Menanggapi ancaman yang kian nyata ini, pada bulan lalu, militer AS memperbarui strategi untuk menghadapi Pyongyang dengan memberikan opsi bagi Presiden Donald Trump untuk memberlakukan langkah militer.
Opsi militer ini dilaporkan akan dipresentasikan kepada Trump jika Korut kembali melakukan uji coba rudal terbarunya dan secara signifikan kian mengancam negaranya.