Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Taliban menabrakkan mobil yang dipenuhi bahan peledak ke konvoi pasukan militer asing NATO di provinsi Kandahar, selatan Afghanistan, Rabu (2/8).
"Sekitar tengah hari, satu bom mobil menargetkan konvoi pasukan asing di daerah Daman, Kandahar," ucap juru bicara kepolisian provinsi Kandahar, Zia Durrani.
Melalui sebuah pernyataan singkat, NATO mengonfirmasi bahwa konvoi pasukannya diserang oleh bom bunuh diri dan menyebabkan korban jiwa, meski tak merinci lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang saksi mata melaporkan tiga mayat dievakuasi keluar dari kendaraan yang terbakar menggunakan helikopter.
"Beberapa saat setelah kejadian, sebuah helikopter mendarat di daerah tersebut. Mereka membawa tiga mayat keluar dari kendaraan dan kembali terbang," kata Mohammad Azim, seorang pemilik toko di sekitar tempat kejadian.
Tak lama setelah itu, Taliban mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. Peristiwa ini merupakan pukulan terbaru bagi pasukan NATO di negara itu.
Pengaruh serta kehadiran Taliban di provinsi Kandahar memang terbilang besar. Sejak lama, kelompok itu berulang kali melakukan serangan yang menargetkan tentara Afghanistan dan militer asing.
Sekitar awal Mei lalu, bom bunuh diri terjadi di kompleks kedutaan besar Amerika Serikat di Kabul, menewaskan empat orang dan melukai 22 lainnya. Pihak berwenang melaporkan, serangan itu mengincar konvoi kendaraan lapis baja pasukan misi Resolute Support NATO.
Diberitakan
AFP, meski NATO telah mengakhiri misi tempur di Afghanistan sejak 2014 lalu, pakta pertahanan itu masih mengerahkan 5.000 pasukannya di negara Asia Selatan itu.
Sejak itu, banyak tentara dan polisi Afghanistan menjadi korban serangan Taliban serta kelompok militan lainnya.
Kongres Amerika Serikat melaporkan sekitar 2.531 tentara Afghanistan tewas dan 4.238 tentara lainnya terluka selama empat bulan pertama tahun 2017, sebagian besar karena serangan dan bentrokan dengan Taliban serta militan lainnya.
Meski AS sempat merampingkan pasukannya di Afghanistan pada 2011 lalu, Pentagon berencana mengirimkan sekitar 4.000 tentara lagi ke negara itu demi membantu memberangus kelompok Taliban.