Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Guam, Eddie Calvo, menganggap ancaman Korea Utara untuk menyerang wilayah pimpinannya dengan rudal merupakan simbol ketakutan Pyongyang.
Hal ini disampaikan Calvo setelah melihat perubahan perilaku Korut. Menurut Calvo, Korut sebelumnya tak pernah mengumumkan rencana serangan atau uji coba rudal mereka.
"Mereka ingin tidak bisa ditebak. Mereka akan meluncurkan rudal ketika semua orang sedang tidak siap dan mereka berulang kali melakukan itu," ujar Calvo kepada
Reuters, Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kini, kata Calvo, Korut justru mengumumkan detail rencana serangannya ke wilayah kekuasaan AS di Pasifik itu melalui kantor berita
KCNA.
"Mereka sekarang mengumumkan rencana serangan mereka, yang berarti mereka tidak ingin disalahartikan. Saya pikir, itu merupakan sikap ketakutan," tuturnya.
Calvo mengakui, ada ketakutan di tengah publik di Guam. Namun, mereka tidak panik karena otoritas "sangat yakin" bahwa wilayahnya tidak perlu meningkatkan situasi keamanan.
"Sudah ada payung pertahanan di Korsel, Jepang, ada pula aset angkatan laut di antara Korea, Jepang, dan Guam. Ada pula sistem pertahanan rudal di Guam. Saat ini, tak perlu khawatir dan menaikkan tingkat ancaman keamanan," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, juga mengatakan bahwa Tokyo dapat secara legal menembak rudal Korut jika benar akan melintasi teritorial negaranya sebelum mencapai Guam.
Pernyataan ini dilontarkan setelah Korut membeberkan garis besar rencana serangan rudal mereka ke Guam yang akan dibahas lebih jauh pada pertengahan Agustus.
"Rudal Hwasong-12 akan diluncurkan oleh KPA [Tentara Rakyat Korea] dan akan melintasi langit Shimane, Hiroshima, dan Koichi di Jepang. Rudal itu akan melesat sejauh 3.356,7 kilometer selama 1.065 detik dan menghantam perairan sekitar 30 kilometer dari Guam," tulis
KCNA.
Jepang sendiri sudah berulang kali mendesak Korut untuk menghentikan provokasinya yang tidak dapat ditoleransi, terutama setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) dua pekan lalu.
Korut sudah mulai menggencarkan ancaman rudalnya sejak awal 2017, dengan pidato awal tahun Kim Jong-un yang berisi tekadnya untuk mengembangkan program ICBM.