Sekjen PBB Kutuk Serangan Militan Rohingya di Myanmar

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Agu 2017 17:07 WIB
Serangan itu menewaskan setidaknya 89 orang, termasuk 12 pasukan keamanan Myanmar dan 77 militan Rohingya. Militan itu mengepung pos polisi pada Jumat (25/8).
Rakhine State diserang militan Rohingya pada Jumat (25/8), setidaknya 89 orang tewas. (AFP PHOTO / STR)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal PBB mengutuk serangan melawan pasukan keamanan Myanmar di Rakhine State, Jumat (25/8). Serangan itu menewaskan setidaknya 89 orang, menurut laporan AFP.

Melalui pernyataan resmi yang disampaikan di situs PBB, Antonio Guterres mengaku berduka untuk mereka yang tewas dan keluarga yang ditinggalkan, sekaligus berharap pihak yang bertanggung jawab terhadap serangan mematikan itu mendapat hukum yang setimpal.

“Sekjen PBB menekankan pentingnya menanggulangi akar masalah kekerasan, terutama isu-isu yang berkaitan dengan identitas dan kewarganegaraan, serta mengurangi ketegangan antar-kelompok. Dia mendesak seluruh komunitas di Rakhine State memilih jalan damai,” demikian bunyi pernyataan Guterres yang disampaikan melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Korban jiwa di serangan di Rakhine State kemarin termasuk belasan pasukan keamanan. Mereka terbunuh dalam serangan militan Rohingya di perbatasan utara Rakhine State. Menurut pihak berwenang, kejadian itu memicu adanya eksodus baru pengungsi, dari Myanmar ke Bangladesh.

Menurut catatan yang disampaikan Aung San Suu Kyi pemimpin Myanmar, 12 petugas keamanan Myanmar terbunuh. Sementara di sisi militan, ada 77 yang tewas dalam serangan. Itu merupakan angka korban tertinggi dalam sehari, sejak konflik itu pecah tahun lalu.

Serangan itu sendiri terjadi di sekitar Rathedaung, daerah yang beberapa pekan terakhir dipenuhi pasukan Myanmar. Militer Myanmar menyebut, penyerangan dilakukan oleh sekitar 150 gerilyawan. Mereka mengepung 20 pos polisi dengan membawa bahan peledak dan senjata api.


“Militer dan polisi menyerang balik ekstremis teroris Bengali itu,” kata Kepala Komandan Min Aung Hlaing dalam sebuah pernyataan di Facebook. Baku tembak pun terjadi.

Menurut salah seorang warga di Maungdaw, suara letus senjata terdengar sepanjang malam.

“Kami tidak berani keluar rumah,” ujarnya. Asap tebal memang terlihat dari desa Zedipyin di Rathedaung. Namun kini perang telah berakhir, menyisakan banyak korban jiwa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER