Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memastikan bahwa bantuan dari Indonesia untuk Rohingya akan segera tiba di Bangladesh, mengingat tim pendahulu (advance team) sudah tiba di negara yang berbatasan langsung dengan Myanmar itu.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan bahwa tim advance ini akan mempersiapkan kedatangan pesawat pembawa bantuan yang akan mendarat di Chittagong.
Dari Chittagong, tim akan menempuh perjalanan sejauh 170 kilometer untuk mengantar bantuan ke Cox's Bazar, daerah kamp pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Antara Di Cox’s Bazar dan Chittagong jaraknya 170 kilometer. Kalau dilihat jaraknya tidak panjang, tapi makan waktu tempuh lama," ujar Retno saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/9).
Retno mengatakan, pesawat yang mendarat nantinya membawa kloter pertama bantuan dari Indonesia. Ia membuka kemungkinan ada bantuan lain yang akan diserahkan Indonesia. Meski demikian, ia tidak bisa memastikan kapan bantuan ini datang.
“Bantuan ini sudah siap dalam waktu dekat dan banyak sekali pihak yang ingin memberikan bantuan. Dalam waktu dekat, kloter pertama bantuan akan terbang ke Bangladesh,” katanya.
Ia menuturkan, bantuan yang akan diberikan pemerintah Indonesia berupa selimut, baju anak-anak, beras, hingga alat kebersihan. Untuk menentukan daftar bantuan ini, pemerintah sebelumnya telah berkoordinasi langsung dengan pemerintah Bangladesh.
“Kami persiapkan secara cermat, dan kami komunikasi terus ke pemerintah Bangladesh serta orang di lapangan,” papar Retno.
Sembari mempersiapkan bantuan ke Bangladesh, ia juga mengatakan bahwa pemerintah masih terus meminta pemerintah Myanmar untuk membuka diri terhadap bantuan kemanusiaan.
[Gambas:Video CNN]
Retno menjelaskan, saat ini pemerintah Myanmar, Bangladesh, dan Indonesia masih membicarakan mekanisme bantuan kemanusiaan dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Jika mekanisme bantuan sudah ditentukan, pemerintah kemudian akan menerima daftar bantuan yang diperlukan dari pemerintah Myanmar.
“Tadi pagi saya sudah lakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Myanmar, jadi secara konstan melakukan komunikasi kepada Myanmar dan Bangladesh, dan baru saja kami kontak kembali dengan Presiden ICRC. Prinsip pemerintah mengenai keterbukaan bantuan kemanusiaan di Myanmar kami ulangi lagi,” tuturnya.
Kondisi Rohingya kembali menjadi perhatian masyarakat internasional setelah kekerasan militer Myanmar terhadap etnis minoritas Muslim itu kian menjadi sejak tiga pekan belakangan, membuat 294 ribu orang mengungsi, kebanyakan ke Bangladesh.
Inter Sector Coordination Group di Bangladesh melaporkan, para pengungsi membutuhkan bantuan dengan nilai hingga mencapai US$77 juta.
(has)