Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan Indonesia bersedia memfasilitasi dialog antara Myanmar dan Bangladesh untuk menyelesaikan krisis akibat kekerasan terhadap etnis minoritas, terutama Rohingya, di Rakhine.
“Kita ingin komunikasi berjalan lancar antara Myanmar dengan negara lain, terutama Bangladesh yang berbatasan langsung dengan negara itu dan paling dekat ke Rakhine. Apabila dibutuhkan, RI siap fasilitasi komunikasi keduanya,” kata Arrmanatha saat ditemui di Kemlu RI, Jumat (15/9).
Sejak bentrokan terakhir pecah di Rakhine pada 25 Agustus lalu, diperkirakan ratusan ribu pengungsi, terutama Rohingya, dilaporkan kabur menuju Bangladesh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangladesh sendiri sudah tak dapat menampung pengungsi itu karena sekarang ini, mereka sudah menyediakan tempat bagi 300 ribu orang Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar akibat sejumlah konflik sebelumnya.
Sementara itu, sedikitnya 1.000 orang, kebanyakan Rohingya, dilaporkan tewas selama tiga pekan belakangan. Krisis kemanusiaan yang sebenarnya telah berlangsung sejak lama di Rakhine ini pun menyita perhatian internasional.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama delegasinya dijadwalkan bertolak ke New York, Amerika Serikat, malam ini untuk menghadiri Sidang Umum PBB yang rutin diselenggarakan setiap tahun.
Arramanatha tak menutup kemungkinan Menlu Retno akan mengadakan pertemuan dengan Myanmar dan Bangladesh untuk mendiskusikan penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine.
“Jika Indonesia diundang dalam berbagai pertemuan soal krisis ini, kami tentu akan berpartisipasi dan Bu Menlu akan sampaikan langkah-langkah yang telah kita lakukan sejauh ini untuk mendukung dan membantu stabilkan situasi di Rakhine,” kata Arrmanatha.
Meski begitu, Arrmanatha menjelaskan, sidang umum nanti tidak seluruhnya akan digunakan untuk membahas isu di Rakhine.
Beberapa isu lain yang tengah menjadi perhatian dunia, seperti ambisi rudal dan nuklir Korea Utara, pun bisa jadi diangkat dalam rapat.
“Sidang Umum merupakan annual market place soal isu interasional, meski tahun ini bertemakan ‘Focusing on People: Striving for Peace and a Decent Life for All on a Sustainable Planet', namun akan banyak sekali isu yang dibahas,” katanya.
(has)