Bom Terjang Thailand Selatan, Empat Tentara Tewas

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 22 Sep 2017 14:46 WIB
Sebuah bom kembali meledak di bagian selatan Thailand, menewaskan empat tentara dan melukai enam korban lain, termasuk warga sipil.
Ilustrasi bom. (Thinkstock/Jannoon028)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah bom meledak di lokasi pembangunan jalan di Pattani, Thailand selatan, Jumat (22/9). Ledakan menewaskan empat tentara dan melukai enam korban orang lain, termasuk warga sipil.

Juru bicara pasukan keamanan Thailand untuk wilayah tersebut, Pramote Prom-in, mengatakan peledak diduga digunakan kelompok bersenjata dan separatis Muslim yang telah beroperasi selama puluhan tahun di tiga provinsi berpenduduk mayoritas Buddha seperti Yala, Pattani, dan Narathiwat.

"Kelompok ini menanam bom menggunakan teknik lama untuk menciptakan ketidakstabilan di wilayah tersebut. Mereka menanam bom di bawah jalanan yang tengah di bangun," ujar Pramote, dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden itu menyusul peristiwa serupa di pinggiran jalan kota Yala pada pekan lalu. Saat itu, dua tentara tewas dan 20 lainnya menderita luka-luka.

Seperti kebanyakan serangan di wilayah ini, tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas dua serangan tersebut.

Namun, Thailand kerap menuding kelompok pemberontak dan separatis yang melakukan serangan-serangan di wilayah itu.
Sebab, sejak lama, bagian selatan Thailand dikenal rawan akan aktivitas pemberontak dan separatis.

Suara bom dan pembunuhan menjadi realitas sehari-hari bagi warga sipil di wilayah yang dijaga ketat oleh tentara dan polisi itu.

Wilayah selatan Thailand menjadi saksi bisu bentrokan selama 12 tahun antara pasukan militer Thailand dan kelompok separatis Muslim Melayu.

Sebelum dicaplok pada 1909 silam, tiga provinsi paling selatan Thailand seperti Pattani, Yala, dan Narathiwat merupakan bagian dari kesultanan Muslim Melayu yang independen.
Serangkaian aksi pemberontakan kerap melanda wilayah yang dihuni etnis Melayu itu selama puluhan tahun.

Pencaplokan tiga provinsi itu pun dikabarkan membuat etnis Muslim yang selama ini tinggal wilayah itu merasa tertindas di bawah kekuasaan pemerintah Thailand.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER