Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan semua opsi, mulai dari langkah ekonomi hingga militer, dipertimbangkan untuk menanggapi referendum kemerdekaan Kurdistan dari Irak.
Dalam pidato di istana kepresidenan, Erdogan mengatakan Turki tidak akan segan menggunakan semua langkah yang bisa dilakukan jika jalan menuju perdamaian tidak bisa tercapai.
Diberitakan
Reuters pada Selasa (26/9), dia mengatakan langkah-langkah yang dimaksud kemungkinan bisa melibatkan operasi darat dan udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdogan berharap Pemerintah Regional Kurdistan bisa berubah pikiran.
Dia juga sempat menyatakan Turki akan menutup perbatasan dengan Irak bagian utara.
Warga etnis minoritas Kurdi menggelar referendum kemerdekaan itu menentang peringatan dari Irak dan negara-negara tetangga.
Pemungutan suara yang tidak mempunyai kekuatan mengikat itu digagas oleh pemimpin veteran, Massud Barzani, sehingga memicu kemarahan Irak, Turki dan Iran.
Kedua negara tetangga khawatir kemerdekaan daerah semi-otonom itu akan memicu pemberontakan dari etnis minoritas Kurdi yang ada di wilayahnya.
Sementara itu, pemerintah Irak menolak berdialog dengan Kurdistan mengenai hasil referendum kemerdekaan karena dianggap tidak sesuai konstitusi.
Penolakan disampaikan setelah hasil penghitungan sementara menunjukkan sebagian besar suara jatuh ke pilihan "ya" atau merdeka.
Hasil resmi referendum ini sendiri baru akan diumumkan 72 jam setelah pemungutan suara berakhir pada 18.00 waktu setempat, Senin.
(aal)