China: Tidak Akan Ada Pemenang dalam Perang di Korea

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 26 Sep 2017 18:24 WIB
Pemerintah China memperingatkan tidak akan ada pihak yang diuntungkan jika Korut dan AS bertempur di Semenanjung Korea.
Ilustrasi militer Korea Utara. (Reuters/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- China memperingatkan tidak akan ada pihak yang diuntungkan seandainya terjadi pertempuran di Semenanjung Korea. Hal ini diutarakan menyusul tudingan Korea Utara yang menyebut Amerika Serikat telah menyatakan perang melalui komentar Presiden Donald Trump.

"Tidak akan ada pemenang jika perang terjadi di Semenanjung Korea. Perang hanya akan berdampak lebih buruk bagi kawasan dan negara-negara di sekitarnya," ucap juru bicara menteri luar negeri China, Lu Kang, Selasa (26/9).

Komentar itu diutarakan Beijing menyusul silih ancam dan penghinaan yang terus memanas antara Washington dan Pyongyang dalam sepekan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu Korut Ri Yong Ho menuduh AS telah mendeklarasikan perang melalui pernyataan Trump di Twitter. Ia merujuk pada kicauan orang nomor satu di Amerika itu yang mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un tidak akan bertahan lama.

Ri bahkan memperingatkan bahwa Korut siap menembak jatuh setiap jet tempur AS, tak lama setelah pesawat pengebom Amerika terbang di lepas pantai negara terisolasi itu.

Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Trump bahkan mengancam akan menghancurkan Korut dan menyebut Kim Jong-un sebagai "manusia roket" yang sedang mencoba bunuh diri dengan terus meluncurkan provokasinya.
Beijing terus menekankan agar seluruh pihak menahan diri dan menghentikan seluruh retorika dan provokasi yang hanya akan memperkeruh suasana.

China, sebagai sekutu terdekat Korut, juga mendesak dialog dan perundingan damai untuk menyelesaikan krisis di Semenanjung Korea.
Pemerintahan Kim Jong-un menyebut Donald Trump telah mendeklarasikan perang.Pemerintahan Kim Jong-un menyebut Donald Trump telah mendeklarasikan perang. (KCNA via REUTERS)
"Beijing berharap Washington dan Pyongyang menyadari bahwa superioritas membabi-buta dan provokasi hanya akan meningkatkan risiko konfrontasi dan mempersempit peluang manuver kebijakan [dialog] untuk menyelesaikan konflik," kata Lu Kang.

Berbeda dengan Trump yang berapi-api menghadapi Kim Jong-un, dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertahanan AS James Mattis justru mengatakan bahwa AS menginginkan solusi diplomatik untuk menyelesaikan krisisnya dengan Korut.
"Kami tetap mempertahankan kapabilitas [militer] untuk menghadapi ancaman Korut. Namun untuk mendukung para diplomat, kami menyimpan [opsi militer] selama solusi diplomatik masih memungkinkan," kata Mattis di New Delhi, India, seperti dikutip AFP.

"Tujuan kita adalah untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik dan saya yakin Presiden Trump sudah sangat jelas mengenai isu ini," paparnya menambahkan.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER