Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin berbelasungkawa atas tragedi penembakan massal yang terjadi di Las Vegas pada Senin (1/10) malam waktu setempat. Ia mengekspresikan duka citanya dalam sebuah pesan yang dikirim via telegram kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Tindakan kriminal yang merenggut nyawa puluhan warga sipil merupakan kekejaman yang mengejutkan,” ujar Putin dalam sebuah pernyataan resmi dari Kremlin, melansir
Reuters.
AFP menyebut bahwa Putin juga mengekspresikan belasungkawanya kepada para keluarga korban tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sheriff Las Vegas Joseph Lombardo menyebut bahwa sejauh ini korban tewas bertambah menjadi 58 jiwa, sedangkan 515 orang lainnya luka-luka. Ini menjadi tragedi penembakan dengan korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Stephen Paddock, sang pelaku teror, menembak secara brutal ke arah kerumuman penikmat konser musik di Las Vegas. Ia melakukan perbuatannya di lantai 32 hotel Mandalay Bay, di dalam sebuah kamar yang disewanya sejak 28 September lalu.
Melansir
CNN, setelah menjalankan aksinya, Paddock membunuh dirinya sendiri.
Kelompok militan ISIS mengklaim bahwa Paddock merupakan tentara mereka yang baru saja memeluk agama Islam beberapa bulan lalu.
“Penyerangan di Las Vegas dilakukan oleh seorang tentara ISIS dan dia melakukannya sebagai respons atas panggilan koalisi negara yang menjadi target,” papar agensi berita ISIS, Amaq, melansir
Reuters.
Hal itu terkait dengan koalisi yang dipimpin AS untuk membasmi ISIS di Timur Tengah.
Meski demikian, kepolisian Las Vegas membantah klaim tersebut. Bantahan itu didukung oleh FBI yang menyebut bahwa tidak ada koneksi antara kejadian ini dengan kelompok teroris internasional manapun.
“Sementara kejadian ini terungkap, kami percaya pada titik ini bahwa tidak ada koneksi [antara kejadian ini] dengan grup teroris internasional,” ujar Aaron Rouse, agen spesial yang bertanggungjawab atas kantor FBI di Las Vegas, mengutip
AFP.