Catalonia Minta Merdeka, PM Rajoy Yakin Spanyol Bergeming

CNN Indonesia
Senin, 09 Okt 2017 20:48 WIB
PM Mariano Rajoy meyakini Spanyol tak akan terpecah menghadapi referendum kemerdekaan yang didukung sebagian besar warga Catalonia.
PM Mariano Rajoy meyakini Spanyol tak akan terpecah menghadapi referendum kemerdekaan Catalonia. (Reuters/Francois Lenoir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepekan setelah referendum kemerdekaan yang didukung sebagian besar warga Catalonia, Perdana Menteri Mariano Rajoy meyakini Spanyol tidak akan terpecah.

Dalam wawancara dengan surat kabar Die Welt yang dikutip Reuters, Senin (9/10), Rajoy menampik dengan tegas ketika ditanya soal risiko perpecahan di tubuh Spanyol. "Tentu saja tidak. Spanyol tidak akan terpecah dan kesatuan bangsa akan dipertahankan."

"Kami akan melakukan segalanya yang dimungkinkan undang-undang untuk memastikan hal tersebut."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catalonia, daerah yang mempunyai bahasa dan kebudayaan tersendiri kini dipimpin oleh pemerintahan regional pro-kemerdekaan.

Otoritas setempat menggelar referendum kemerdekaan pada 1 Oktober lalu meski Mahkamah Konstitusi Spanyol menyatakan pemungutan suara tersebut Ilegal.

Tak hanya ditentang pemerintah, ratusan ribu warga di ibu kota Catalonia, Barcelona, berdemonstrasi menolak upaya pemisahan diri dari Spanyol, hari ini.
Kerumunan yang oleh polisi diperkirakan mencapai 350 ribu itu turun ke jalan melambaikan bendera Spanyol dan Catalan sambil membawa spanduk bertuliskan "Catalonia adalah Spanyol" dan "Bersama kita lebih kuat".

"Kami merasa sebagai orang Catalan dan juga Spanyol. Kami menunggu dan menghadapi hal yang tidak pasti saat ini. Namun, kami harus bersuara dengan lantang sehingga mereka tahu apa yang benar-benar warga inginkan," kata Araceli Ponze, 72.
[Gambas:Video CNN]
Unjuk rasa akhir pekan itu diinisiasi oleh kelompok anti-kemerdekaan Catalan Civil Society. Para pedemo itu menyebut diri mereka sebagai "kelompok mayoritas yang selama ini diam" dan menolak referendum.

Sejumlah pemrotes bahkan menyerukan agar Presiden Catalonia, Carles Puigdemont, dipenjara karena telah menggelar referendum yang tidak sah dan melanggar konstitusi negara.
Sebagian lainnya mendorong pemerintahan Perdana Menteri Mariano Rajoy dan pemimpin Catalonia untuk segera berdialog menyelesaikan krisis.

Upaya separatis ini dianggap memicu krisis politik terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir.

"Banyak warga Catalan yang tidak ingin kudeta yang dilakukan oleh pemerintah daerah," ucap seorang peraih Nobel, Mario Vargas Llosa, yang ikut berdemonstrasi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER