Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, memberikan Catalonia waktu lima hari untuk mengklarifikasi deklarasi kemerdekaan agar pemerintah pusat dapat menentukan langkah selanjutnya.
"Kabinet sepakat untuk bertanya secara formal kepada pemerintah Catalonia untuk mengonfirmasi apakah mereka sudah mendeklarasikan kemerdekaan Catalonia, mengingat kesimpangsiuran dari implementasinya," ujar Rajoy, Rabu (11/10).
Rajoy mengatakan bahwa ia memberikan waktu lima hari, terhitung hingga Senin (16/10) pukul 10.00 waktu setempat, bagi pemerintah Catalonia untuk menjawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Catalonia benar-benar mendeklarasikan kemerdekaan, Rajoy memberikan waktu tambahan selama tiga hari hingga Kamis (19/10) pukul 10.00 waktu setempat, untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Sebagaimana diberitakan
Reuters, pertanyaan formal ini dilontarkan oleh Rajoy karena ketidakjelasan informasi mengenai deklarasi kemerdekaan Catalonia.
Presiden Catalonia, Carles Puigdemont, sudah menandatangani dokumen deklarasi kemerdekaan pada Selasa (10/10) malam.
Namun kemudian, Puigdemont meminta parlemen untuk menunda penerapan deklarasi kemerdekaan itu agar dapat membuka dialog dengan pemerintah pusat.
Sikap Puigdemont ini membingungkan banyak pihak, termasuk para warga Catalonia yang sudah menggunakan hak pilihnya dalam referendum 1 Oktober lalu.
Hasil referendum itu menunjukkan 90 persen pemilih menginginkan Catalonia merdeka dari Spanyol.
Sejumlah pengamat mengatakan, kini Puigdemont berada dalam situasi serba salah. Jika ia mengatakan Catalonia sudah mendeklarasikan kemerdekaan, pemerintah diduga kuat akan menerapkan isi Pasal 155 dari konstitusi Spanyol.
Pasal itu memberikan wewenang kepada PM Spanyol untuk mencabut otonomi politik Catalonia dan mengambil alih daerah tersebut.
[Gambas:Video CNN]Namun jika Puigdemont menyatakan Catalonia tidak mendeklarasikan kemerdekaan, partai sayap kanan besar pengusungnya, CUP, akan membelot.
Bagi Spanyol, kehilangan Catalonia juga akan memberikan dampak besar. Daerah yang memiliki bahasa dan budaya berbeda ini memegang seperlima kekuatan ekonomi negara dan menguasai lebih dari seperempat komoditas ekspor.
Meski demikian, sejumlah perusahaan diperkirakan masih mempercayakan bisnisnya di bawah Spanyol. Hal ini terbukti ketika Catalonia menggelar referendum, sejumlah perusahaan memindahkan markasnya dari Catalonia ke wilayah Spanyol lain.