Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI menunggu notifikasi kekonsuleran untuk bisa mengonfirmasi kewarganegaraan Minhati Madrais, istri pemimpin kelompok Maute, Omarkhayam Maute, yang disebut berkebangsaan Indonesia.
"Kita masih menunggu notifikasi konsuler dan akses kekonsuleran untuk bisa konfirmasi kewarganegaraan yang bersangkutan," ujar juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com, Senin (6/11).
Minhati selama ini menjadi incaran otoritas Filipina karena aktivitas suaminya sebagai salah satu petinggi Maute, kelompok yang berbaiat kepada ISIS dan sempat menguasai Marawi pada Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arrmanatha menyatakan, kabar penangkapan Minhati pertama kali diperoleh Konsulat Jenderal RI di Davao dari otoritas Filipina, tapi masih secara informal.
Menurut Arrmanatha, Kemlu RI memerlukan notifikasi kekonsuleran resmi agar bisa meminta akses bertemu dengan Minhati. Dari sana, Kemlu baru bisa mewawancarai Minhati dan mengonfirmasi identitasnya.
Minhati ditangkap di rumahnya di kawasan Tubod, Iligan City, pada Minggu (5/11) pagi. Awalnya, kepolisian tak mengenali Minhati, tapi setelah diperiksa, ternyata nama perempuan itu masuk ke dalam daftar pencarian.
Saat penangkapan itu, polisi juga menyita empat tutup peledak, dua tali peledak, dan alat penunjuk waktu pada peledak, yang sewaktu-waktu bisa digunakan. Petugas juga menemukan bahan kimia yang belum diketahui jenisnya.
Minhati pun dilaporkan masih mengantongi paspor Indonesia, namun masa berlakunya sudah habis sejak September 2016 lalu. Ia diketahui masuk ke Filipina pada 2012 lalu.
Dia juga dilaporkan memiliki enam anak yang saat ini turut diamankan di Kantor Polisi Filipina Wilayah 10. Dalam penanganannya, polisi berkoordinasi dengan Departemen Kesejahteraan Sosial.
Sementara itu, sang suami, Omarkhayam Maute, telah tewas dalam operasi pembersihan militer pada pertengahan Oktober lalu di Marawi yang sekaligus mengakhiri perang selama lima bulan belakangan.
(has)