Pakai Twitter, Trump Sebut Sambutan Xi Jinping Tak Terlupakan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 09 Nov 2017 10:12 WIB
Menggunakan Twitter yang sebenarnya dilarang di China, Trump mengucapkan terima kasih atas sambutan tak terlupakan oleh Presiden Xi Jinping.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengawali lawatannya ke China dengan sambutan hangat dari Presiden Xi Jinping di Istana Kekaisaran di Forbidden City, Beijing (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengawali lawatannya ke China dengan sambutan hangat dari Presiden Xi Jinping di Istana Kekaisaran di Kota Terlarang, Beijing, pada Rabu (8/11). Trump menyebut pertemuan itu sebagai malam tak terlupakan.

“Atas nama Melania (istri Trump) dan saya, terima kasih atas sore dan malam tak terlupakan di Forbidden City di Beijing, Presiden Xi dan (Ibu Negara) Peng Liyuan,” tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kicauan Trump ini menimbulkan sejumlah tanda tanya, terutama karena dia menggunakan Twitter di China yang melarang warganya menggunakan media sosial asing.

Kejadian ini sebenarnya sudah diprediksi oleh sejumlah wartawan yang bertanya kepada pejabat AS mengenai regulasi China ini, mengingat Trump sangat suka menyampaikan pendapatnya melalui Twitter. Namun, seorang pejabat AS memastikan bahwa Trump tetap dapat menggunakan Twitter.

“Presiden akan men-tweet apa pun yang dia mau. Itu cara dia berkomunikasi dengan rakyat Amerika. Mengapa tidak? Dia masih bisa mengakses akun Twitter meski Twitter dan Facebook dan media sosial lainnya dilarang di China,” kata pejabat itu.

Telegraph melaporkan, Trump kemungkinan besar menggunakan jaringan berbasis Amerika sehingga koneksinya ke Twitter tidak terblokir.
Pakai Twitter di China, Trump Sebut Sambutan Xi Tak TerlupakaTrump disambut di di Istana Kekaisaran di Forbidden City. (Reuters/Jonathan Ernst)
Kesukaan Trump menggunakan Twitter ini juga sebenarnya sudah diantisipasi oleh China. Wakil Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang, bahkan sudah mengatakan, “Kami memperhitungkan segala sesuatu ketika menyambut kepala negara jadi kalian tidak perlu khawatir, presiden akan tetap dapat terhubung dengan dunia luar.”

Meski demikian, masih ada tanda tanya dari kicauan Trump tersebut, karena Trump terus menyanjung Xi bahkan sejak masih berada di Korea Selatan, sebelum bertolak ke Beijing,

Trump bahkan memuji "kemenangan politik yang sangat hebat" Xi setelah kembali terpilih menjadi pemimpin Partai Komunis China pada kongres partai Oktober lalu.

Pujian ini mendapat sorotan luas karena sebelumnya, Trump dan Xi selalu berselisih paham, terutama mengenai perdagangan dan kebijakan untuk mengatasi ambisi rudal dan nuklir Korut. 
Selama ini, Trump menganggap Xi "curang" karena menerapkan pajak tinggi terhadap barang AS, sementara Washington memberikan cukai rendah untuk produk China.

Spesialis politik China dari Universitas Hong Kong Baptist, Jean-Pierre Cabestan, mengatakan bahwa Trump ingin menyenangkan hati Xi sebelum memasuki perdebatan memusingkan mengenai perdagangan dan hubungan ekonomi China-Korut.

"Ini tak mewakili seorang presiden normal dari sebuah negara demokratis yang besar. Dia melakukan ini untuk menjaga suasana hati Xi karena dia akan menyampaikan hal yang tidak enak kepadanya," kata Jean-Pierre Cabestan, spesialis politik China dari Universitas Hong Kong Baptist, kepada AFP.
Sebaliknya, Xi juga menunjukkan itikad baik dengan menyebut Trump sebagai sahabat dan menyiapkan sambutan besar-besaran bagi Presiden AS itu. China bahkan menggelar karpet merah dan memoles istana kekaisaran di dekat Forbidden City untuk menyambut Trump.

Ahli hubungan internasional dari Universitas Studi Luar Negeri Beijing, Li Yonghui, menganggap sambutan ini terlalu berlebihan bagi seorang presiden yang perilakunya sangat sulit ditebak seperti Trump.

Li pun memperingatkan China untuk mewaspadai "bahaya" ketidakpastian pemikiran presiden AS itu dengan mengatakan, "Trump adalah presiden yang sangat unik." (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER