Jakarta, CNN Indonesia -- Krisis nuklir Korea Utara yang belakangan menghantui kawasan Semenanjung Korea menjadi salah satu fokus bahasan para pemimpin negara ASEAN bersama negara mitra dalam gelaran konferensi tingkat tinggi pada 12-14 November di Manila, Filipina. Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan hadir dalam KTT tahunan tersebut.
“Dalam hal politik keamanan, diindikasikan topik yang akan diangkat dalam pertemuan ASEAN dengan negara mitra salah satunya adalah isu Semenanjung Korea,” kata Direktur Kerjasama Eksternal ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI Benny Yan Pieter Siahaan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (9/11).
Korea Utara terus menjadi perhatian dunia menyusul uji coba nuklir keenamnya pada awal September lalu. Meski telah mendapat sanksi serta berbagai embargo ekonomi oleh dunia internasional, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un terus membandel.
Menurut Benny, ASEAN memiliki kepentingan dalam isu tersebut karena situasi keamanan di kawasan itu dapat mempengaruhi Asia Tenggara. Meski demikian, dia belum mengetahui apa hasil yang bakal disepakati para pemimpin yang berkumpul di KTT ASEAN terkait isu tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain isu krisis nuklir Korea Utara, masalah Laut China Selatan (LCS) juga menjadi prioritas pembahasan para pemimpin ASEAN. “Indonesia terus mendorong percepatan negosiasi kerangka kode etik atau Code of Conduct LCS yang disepakati China dan ASEAN beberapa bulan lalu,” kata Benny.
Hubungan antara China dan negara-negara ASEAN kerap memanas karena masalah Laut Cina Selatan. Beijing mengklaim 90 persen wilayah di LCS, yang tumpang tindih dengan wilayah beberapa negara anggota ASEAN seperti Filipina, Brunei, Vietnam, dan Malaysia.
“Harapannya negosiasi kerangka CoC LCS tidak sampai situ saja. Ini kan masih panjang, kita dorong supaya terus dibahas dan cepat selesai,” kata Benny.
Selain Semenanjung Korea dan LCS, Benny memaparkan, isu Palestina dan penanggulangan terorisme akan ikut diulas oleh para pemimpin negara ASEAN dan negara mitra.
Dia mengatakan akan ada 10 pertemuan pemimpin ASEAN dengan negara mitra seperti pertemuan ASEAN dengan China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Rangkaian pertemuan akan ditutup dengan KTT Asia Timur atau East Asia Summit.
Di samping politik keamanan, menurut Benny, KTT ASEAN nanti juga turut membahas penguatan nilai perdagangan, investasi, ekonomi, dan percepatan digitalisasi di kawasan.
Menurut Benny, sedikitnya ada 50 capaian yang bakal yang dihasilkan ASEAN dan negara mitra. Diantaranya mencakup implementasi masyarakat ASEAN 2025 dan penunjukkan Sekretaris Jenderal baru ASEAN. Lim Jock Hoi, diplomat kawakan asal Brunei dicalonkan untuk menggantikan Sekjen ASEAN saat ini Le Luong Minh, yang berasal dari Vietnam.
Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Kemlu RI, Mochammad Chandra Widya Yudha menyatakan sejumlah dokumen lain masih dalam pembahasan.
“Beberapa dokumen lainnya masih dibahas. Tiap pertemuan para pemimpin ASEAN dan mitra-wicara akan menghasilkan pernyataan ketua atau chairman statement. Dokumen itu pastinya mencakup pembahasan isu yang menjadi kepentingan kedua belah pihak,” kata Chandra pada brifing yang sama.
(nat)