Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan lebat yang mengguyur
Yunani dalam dua hari terakhir menyebabkan banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 15 orang, Rabu (16/11).
Banjir bandang menerjang kota-kota industri seperti Nea Peramos dan Mandra, bagian barat Athena, Yunani dan merusak sejumlah infrastruktur kota serta rumah-rumah warga.
[Gambas:Video CNN]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga mengatakan lumpur dan air hujan menggenangi rumah mereka sejak Rabu (16/11) pagi. Di beberapa wilayah, ketinggian air bahkan mencapai atap rumah.
Penduduk yang rumahnya terendam banjir terpaksa bertahan di atap atau lantai dua. Banyak kendaraan yang terjebak dan berkutik di tengah genangan air.
“Dinding rumah-rumah ambruk, mobil-mobil hanyut, tidak ada yang tersisa di sini. Banjir menghancurkan segalanya,” kata Marina Kolia, seorang warga korban banjir. “Air ada di mana-mana di dalam rumah.”
Hujan deras sangat jarang terjadi di Yunani yang juga memiliki infrastuktur buruk dan rentan banjir. Namun, dalam seminggu terakhir hujan terus mengguyur negara di selatan Eropa itu akibat cuaca buruk.
Sekitar 20 ribu penduduk tinggal di Mandra dan Nea Paramos. Banyak rumah dan infrastruktur lain di kedua wilayah itu yang dilaporkan dibangun tanpa menaati aturan perencanaan kota.
Saat ini, Kejaksaan Athena menggelar penyelidikan awal mengenai kematian para korban dan segala kerusakan yang disebabkan banjir.
Pengadilan Athena juga menginstruksikan dimulainya investigasi mengenai dugaan pelanggaran perencanaan kota.
Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras telah mendeklarasikan masa berkabung nasional akibat bencana ini.
“Ini adalah momen yang sangat sult bagi Yunani, kami tengah menghadapi bencana besar. Segera dan tanpa penundaan langkah-lagkah bantuan akan diadopsi untuk rumah-rumah warga dan bisnis yang terdampak banjir,” katanya seperti dikutip Reuters.
(nat)