KBRI Kairo: Tak Ada Korban WNI dalam Serangan di Masjid Sinai

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 24 Nov 2017 22:04 WIB
Dubes RI di Kairo menyatakan di kota El Arish, Sinai, yang menjadi titik serangana milisi tak ada WNI yang menetap di sana.
Seorang warga memerhatikan jasad korban serangan teror di masjid kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir, (AFP/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar RI untuk Mesir di Kairo menyatakan sampai dengan saat ini tidak ada laporan ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam ledakan di Masjid Ar-Raudhah, Markaz Bir El-Abd, kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir, pada Jumat (24/11) siang.

"Berdasarkan pantauan KBRI Kairo dan pelacakan melalui sumber keamanan Mesir, sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yg menjadi korban serangan tersebut," kata Duta Besar RI untuk Mesir, Helmy Fauzi, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.


Mengutip dari Reuters, jumlah korban dalam insiden itu kini tercatat telah 200 jiwa. Angka itu pun masih akan terus bertambah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Helmy mengatakan berdasarkan catatan pihaknya tak ada WNI yang tinggal di El Arish. Jarak kota itu sekitar 450 km dari Kairo.

Lebih lanjut, Helmy mengatakan Indonesia mengecam keras serangan di Masjid Ar-Raudhah tersebut dan menyampaikan rasa duka cita bagi para korban dan keluarga.

“Atas nama rakyat Indonesia, pemerintah Indonesia berdiri bersama dengan Mesir dalam peristiwa tragis ini dan perang melawan terorisme dan radikalisme,” ujar Helmy.


Helmy mengatakan insiden bermula saat sekelompok teroris yang belum teridentifikasi meledakan bom di samping masjid. Tak hanya bom, kelompok milisi pun ikut menembaki para jemaah setelah ledakan berlangsung dari halaman masjid yang berada di kawasan Sinai tersebut.

Selama ini, otoritas Mesir menganggap bagian utara Sinai sebagai daerah rawan militan.

Pasukan keamanan Mesir telah lama memerangi ISIS di Sinai Utara, di mana milisi telah menewaskan ratusan polisi dan tentara. Pertempuran di kawasan itu terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Milisi umumnya membidik aparat keamanan dalam serangan. Belakangan mereka memperluas serangan (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER