Salah Cuit, Trump Serukan Pemecatan Jurnalis Washington Post

Natalia Santi | CNN Indonesia
Senin, 11 Des 2017 00:58 WIB
Presiden AS Donald Trump minta Washington Post memecat wartawan yang salah mencuit tentang arena pidatonya yang kosong, Jumat malam.
Presiden AS Donald Trump menyerukan pemecatan wartawan Washington Post yang salah mencuit soal arena pidatonya yang kosong,. (AFP PHOTO / MANDEL NGAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan pemecatan seorang wartawan Washington Post, lantaran si wartawan mencuit foto yang salah tentang arena yang kosong tempat Trump berpidato.

David Weigel sebelumnya mencuit foto massa di Pensacola Bay Center, tempat Trump berpidato Jumat sore, menunjukkan beberapa kursi yang kosong. Dia lalu diberitahu rekan jurnalisya bahwa foto itu diambil sebelum tempat itu penuh dengan para pendukung Trump. Weigel pun langsung menyadari kesalahan, menghapus cuitannya dan minta maaf. Namun Trump tidak puas.

Lewat akun Twitter resminya, @RealDonaldTrump, mengecam dan meminta agar Washington Post memecat Weigel. "@daveweigel dari Washington Post baru saja mengakui bahwa gambarnya dalah palsu menunjukkan arena hampir kosong di Pensacola saat saya berpidato semakan, faktanya, dia tahu arena itu penuh seperti terlihat juga di televisi. Berita palsu, dia harus dipecat," cuit Trump dengan kata palsu dan berita palsu dalam huruf kapital.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, kepada 45 juta pengikutnya di akun Twitter, Trump menyatakan, "Gedung penuh, banyak orang tidak dapat masuk. Menuntut permintaan maaf dan retraksi dari berita palsu WaPo!" cuit Trump dengan berita palsu dalam huruf kapital, dan menyingkat Washington Post menjadi WaPo.

Pada Sabtu malam, Washington Post merilis pernyataan resmi. "Dave Weigel menggunakan foto yang tidak akurat saat mencuit soal reli Presiden Trump di Pensacola," kata Wakil Presiden Komunikasi surat kabar itu, Kristine Coratti Kelly. "Saat orang lain menunjukkan kesalahan pada Weigel, dia dengan cepat menghapus tweet tersebut. Dan saat dia dituding oleh Presiden di Twitter, dia langsung minta maaf."



Trump kerap mengecam para pekerja media secara pribadi. Bukan pertama kalinya Gedung Putih menyerukan pemecatan wartawan.

September lalu, seorang komentator televisi ESPN Jemele Hill mencela Presiden sebagai pendukung "supremasi kulit putih" dalam cuitan di Twitter. Cuitan itu ditanggapi juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders dalam brifing rutin bahwa hal itu adalah 'pelanggaran yang dapat dipecat."

Sebelum mengecam jurnalis Washington Post, Trump juga memarahi dua media lainnya, ABC dan CNN yang mengeluarkan ralat soal cerita tentang Trump dalam beberapa hari terakhir.

"Berita palsu CNN melakukan kesalahan yang disengaja dan kejam kemarin. Mereka tertangkap basah, sama seperti Brian Ross yang kesepian di ABC News (yang seharusnya bisa dipecat karena kesalahannya). Lihatlah apakah @CNN akan memecat mereka yang bertanggung jawab, atau apakah itu hanya menunjukkan ketidakmampuan?" cuit Trump. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER