Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menawarkan Korea Utara kesempatan untuk mulai berunding tanpa syarat, berbeda dengan tuntutan sebelumnya di mana negara terisolasi itu mesti lebih dulu mengakhiri program nuklirnya jika ingin bernegosiasi.
"Mari kita bertemu saja," ujar Tillerson dalam pidato untuk
think tank Washington Atlantic Council pada Selasa waktu setempat (12/12), memberikan tawaran diplomatik baru di tengah peningkatan ketegangan terkait kemajuan program peluru kendali dan nuklir Pyongyang dan retorika keras antara kedua pihak.
Ketegangan kembali meningkat sejak Korea Utara menyatakan telah melakukan "terobosan" dengan meluncurkan rudal balistik antarbenua atau ICBM baru yang diklaim bisa mencapai daratan Amerika, bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski menegaskan posisi Washington yang sejak lama tak bisa menerima senjata nuklir di Korea Utara, Tilllerson mengatakan Amerika Serikat "siap berbicara kapan saja mereka siap berbicara," tapi mesti lebih dulu ada "masa senyap" tanpa uji coba dan rudal.
Tillerson juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat berbicara sempat berbicara dengan China soal cara mengamankan senjata nuklir Korea Utara seandainya pemerintah di Pyongyang runtuh. Beijing memastikan, seandainya pasukan AS masuk ke wilayah Korut, mereka akan dipukul mundur kembali ke wilayah Korsel.
Namun, dia menegaskan bahwa Amerika Serikat ingin menyelesaikan masalah Korea Utara dengan diplomasi damai dan menawarkan perundingan, jauh tak seperti ancaman-ancaman yang dilontarkan Presiden Donald Trump belakangan ini.
"Kita bisa bicara soal cuaca saja jika Anda mau. Kita bisa bicarakan apakah kita akan menggunakan meja kotak atau bundar," ujar Tillerson.
"Lalu kita bisa mulai membicarakan rencana hal-hal yang kita mau usahakan," ujarnya, menyiratkan kedua pihak akan lebih dulu membicarakan aturan-aturan negosiasi formal seandainya terjadi hubungan dengan Korea Utara kelak.
(aal)