Dubes: Negara Uni Eropa Satu Suara Kecam AS soal Yerusalem

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 14 Des 2017 11:32 WIB
Dubes Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend, menegaskan negara anggota UE menentang keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend memastikan bahwa negara-negara anggota UE tak akan mengikuti langkah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend, menegaskan bahwa seluruh negara Eropa yang menjadi anggotanya menentang keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Guerend mengatakan bahwa Uni Eropa berkomitmen untuk tidak mengikuti langkah AS tersebut, apalagi sampai memindahkan kedutaan besar negaranya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"UE memang memiliki hubungan dengan Israel. Namun, di saat bersamaan kami menganggap Palestina juga berhak menjadi negara merdeka. Karena itu, pendirian UE sama dengan Indonesia mengecam langkah AS dan satu suara menyatakan tidak akan mengikuti langkah AS," kata Guerend dalam media briefing di kediamannya di Jakarta, Rabu (13/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Guerend mengatakan sejak Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya soal Yerusalem, Uni Eropa telah mempertegas pendiriannya tersebut.

Uni Eropa mengecam langkah Amerika itu yang dinilai menunjukkan ketidakpatuhan terhadap hukum internasional. Keputusan Trump itu juga dianggap dapat merusak stabilitas keamanan di Timur Tengah, terutama prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.

Menurut Guerend, Uni Eropa percaya bahwa komunitas internasional harus tetap berupaya meraih solusi damai bagi Israel dan Palestina yang telah berkonflik selama puluhan tahun, terutama kesepakatan mengenai status Yerusalem.

"Dan solusi dua negara, menurut kami, harus tetap diutamakan karena itu  adalah jalan keluar yang dapat menjamin situasi damai," ucap Guerend.


Trump berkeras mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada pekan lalu meski dunia Arab dan negara Barat, seperti Perancis, Italia, Jerman, dan Inggris, menentang keputusan tersebut.

Presiden AS ke-45 itu berkeras keputusannya itu adalah benar karena mengikuti undang-undang yang disahkan Kongres pada 1995 silam yang mendesak Amerika memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem. Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel juga menjadi janji Trump kepada warga Amerika Serikat selama kampanye pemilihan presiden 2016.

Sejak keputusan Trump diumumkan, aksi protes terhadap hingga demonstrasi besar-besaran terjadi di penjuru dunia khususnya di Palestina dan umat muslim di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, bahkan Jerman, dan Amerika sendiri.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER